Media Asuransi, GLOBAL – Studi terbaru dari Insurance Information Institute (Triple-I) dan perusahaan data serta AI SAS menyatakan teknologi kecerdasan buatan (AI) diprediksi mengubah cara perusahaan asuransi properti dan kecelakaan (P&C) beroperasi.
Ini menjadikan mereka berada di posisi yang strategis untuk memimpin percakapan tentang penggunaan AI yang etis di seluruh dunia.
Studi tersebut mengungkapkan permintaan agar asuransi memainkan peran utama dalam etika AI didorong oleh berbagai faktor. Salah satu faktor kunci adalah bagaimana AI dapat membantu pada setiap tahap rantai nilai perusahaan asuransi, bahkan memprediksi dan mencegah kecelakaan.
Teknologi AI akan memengaruhi sektor asuransi, baik dari segi risiko yang dicakup maupun mekanisme perlindungan itu sendiri. Namun, dengan membentuk pendekatan AI yang etis, perusahaan asuransi dapat menyeimbangkan risiko dengan inovasi untuk bisnis mereka dan pelanggan mereka.
“Perusahaan asuransi berada di posisi unik untuk membantu orang dan bisnis memaksimalkan peluang AI sambil melindungi dari risikonya,” kata Presiden dan CEO The Institutes Peter L. Miller, dikutip dari Reinsurance News, Rabu, 18 September 2024.
|Baca juga: Industri Asuransi Berpotensi ‘Kaya Raya’ dari Sektor Penyimpanan Energi Baterai
“Pendekatan yang berpikiran ke depan sangat penting dalam menghadapi lanskap transformasi ini, memastikan AI memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan,” tambahnya.
Michael Fitz Fitzgerald dari SAS menambahkan adopsi AI yang semakin cepat memberikan kesempatan bagi perusahaan asuransi P&C untuk memimpin di masa gangguan teknologi.
|Baca juga: Hannover Re Proyeksikan Permintaan Perlindungan Reasuransi Berkualitas Terus Berlanjut
“Dengan regulasi yang pasti akan berkembang, perusahaan asuransi dapat memanfaatkan wawasan risiko mereka yang unik, keahlian regulasi, dan keterampilan data historis untuk memimpin semua industri dalam mengembangkan, menerapkan, dan menggunakan AI secara etis, terpercaya, dan transparan,” jelasnya.
Dalam survei terbaru oleh SAS, 60 persen responden melaporkan organisasi mereka sudah mulai menggunakan AI generatif (GenAI); dan 90 persen berencana untuk berinvestasi dalam GenAI tahun depan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News