1
1

AI Jadi ‘Musuh dalam Selimut’ bagi Perusahaan Kesehatan Digital! Kok Bisa?

Ilustrasi. | Foto: infokomputer.grid.id

Media Asuransi, GLOBAL – Beazley, perusahaan asuransi spesialis, mengungkapkan kecerdasan buatan (AI) menjadi tantangan terbesar bagi perusahaan kesehatan digital dan wellness di seluruh dunia seiring meningkatnya integrasi AI dalam sistem mereka.

Melansir Reinsurance News, Senin, 30 September 2024, laporan Digital Health & Wellness 2024 dari Beazley, yang melibatkan 600 eksekutif di Eropa, Amerika Utara, dan Asia, menunjukkan bahwa kepercayaan dan potensi bias AI menjadi perhatian utama para eksekutif.

|Baca juga: Penjelasan Allianz tentang Izin Pembentukan Unit Usaha Syariah yang Dicabut OJK

|Baca juga: Allianz Syariah Sudah Spin Off, OJK Cabut Izin Unit Usaha Syariah

Pemimpin Produk Global Healthcare Beazley Evan Smith menyatakan algoritma deep learning dalam AI menawarkan manfaat besar, tetapi juga membawa risiko yang signifikan. “Karena AI bekerja seperti ‘kotak hitam’, sulit untuk memahami bagaimana AI mencapai kesimpulannya, sehingga sulit juga untuk mengidentifikasi dan memperbaiki bias,” ucapnya.

Meskipun AI menghadirkan risiko, namun laporan Beazley menemukan bahwa kurang dari sepertiga perusahaan memiliki asuransi khusus yang melindungi dari cedera fisik akibat teknologi.

|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?

|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Berencana Kibarkan ‘Bendera Putih’, Ini Kata OJK!

Pemimpin Tim Klaim Healthcare Beazley Keri Marmorek menambahkan dengan semakin banyak perusahaan yang menggunakan AI untuk mendiagnosis atau merawat pasien, potensi klaim juga akan meningkat.

Selain AI, tantangan lain yang dihadapi industri ini adalah masalah rantai pasok dan rekrutmen, dengan 29 persen dan 28 persen perusahaan melaporkan hal ini sebagai kendala utama pertumbuhan mereka.

|Baca juga: 2 Faktor Ini Jadi Pemantik Sektor Asuransi dan Pensiun Tumbuh 6,2%

|Baca juga: Bidik Jadi KPPE 2, Asei Siap Tingkatkan Kapasitas Permodalan Menuju 2028

Tantangan terbesar lainnya adalah risiko keamanan siber dan kompetensi, di mana 38 persen eksekutif global khawatir bahwa layanan yang diberikan mungkin tidak sesuai dengan harapan, meningkat dari 24 persen pada 2022.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Perubahan Iklim Bikin ‘Kantong Jebol’, Perusahaan Reasuransi Makin Hati-hati!
Next Post Bank Mega Syariah Gandeng MAMI Tawarkan 6 Reksa Dana Syariah Unggulan

Member Login

or