1
1

Allianz Beberkan Perlunya Punya Asuransi Penyakit Kritis

Suasana Booth Allianz di acara DRiM AAJI, di Yogyakarta, 20 Oktober 2023. | Foto: doc

Media Asuransi, JAKARTA – Tantangan kesehatan saat ini jauh lebih berat dan kompleks. Gaya hidup yang serba cepat, pola makan buruk dan tidak sehat, ditambah penurunan kualitas lingkungan hidup seperti polusi udara dan air, menjadi kombinasi buruk yang memicu kemunculan banyak masalah kesehatan serius. Salah satunya adalah penyakit kritis atau degeneratif.

Data Riset Kesehatan Dasar (Risdikes) Kementerian Kesehatan mencatat, prevalensi tiga jenis penyakit kritis yaitu kanker, stroke dan jantung pada kelompok usia produktif yaitu usia 25-44 tahun semakin tinggi. Penyakit kardiovaskuler seperti jantung, kanker, stroke, gagal ginjal tiap tahun terus meningkat dan menempati peringkat tertinggi penyebab kematian di Indonesia terutama pada usia-usia produktif.

Data Riskesdas menunjukkan prevalensi penyakit kardiovaskular seperti hipertensi meningkat dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018), stroke 12,1 per mil (2013) menjadi 10,9 per mil (2018), penyakit jantung koroner tetap 1,5% (2013-2018), penyakit gagal ginjal kronis, dari 0,2% (2013) menjadi 0,38% (2018).

Di sisi lain, peningkatan risiko penyakit kritis itu juga berimbas pada kenaikan risiko finansial. Pasalnya, penanganan penyakit kritis terbilang mahal. Biaya operasi bypass jantung, misalnya, dapat mencapai Rp300 juta. Tidak sedikit kasus penyakit kritis yang membuat kondisi keuangan sebuah keluarga berantakan karena terkuras biaya pengobatan.

|Baca juga: Biaya Kesehatan Kian Mahal, Allianz Ajak Masyarakat Miliki Asuransi Kesehatan

Bagaimana cara mengantisipasi risiko tersebut, berikut tips yang dikutip dari laman resmi Allianz.co.id.

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Ada banyak cara yang bisa kamu tempuh untuk mengelola risiko serangan penyakit kritis.

Pertama, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Kebanyakan kasus penyakit kritis muncul sebagai akumulasi dari gaya hidup kurang sehat yang berlangsung bertahun-tahun. Seperti merokok, makan junk food dan fast food, jarang olahraga, sering terpapar stres, dan lain sebagainya. Anda dapat mengurangi risiko penyakit kritis tersebut sedini mungkin dengan memulai gaya hidup lebih sehat, yakni merutinkan olahraga, mengasup makanan sehat, menghindari stres, cukup beristirahat dan sebagainya.

Kedua, mengantisipasi risiko keuangan dengan berasuransi. Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah risiko finansial penyakit kritis dapat dilindungi dengan asuransi kesehatan biasa? Jawabannya tergantung jenis asuransi kesehatan yang diambil.

Ada asuransi kesehatan yang menjamin biaya pengobatan untuk penyakit kritis, tetapi ada juga asuransi kesehatan yang tidak menjamin biaya pengobatan untuk penyakit kritis. Meski begitu, banyak juga produk asuransi kesehatan yang dilengkapi dengan manfaat tambahan (rider) berupa perlindungan penyakit kritis. Hal itu tentu akan mempengaruhi besar premi yang dikenakan pada nasabah.

Premi asuransi penyakit kritis memang biasanya relatif mahal. Maka itu, Anda perlu cermat sebelum memutuskan memiliki asuransi penyakit kritis. Berikut ini pertimbangan yang dapat Anda gunakan sebelum memutuskan:

 

Riwayat kesehatan keluarga

Risiko penyakit kritis lebih besar ditanggung oleh mereka dengan latar belakang keluarga pernah menderita penyakit serupa. Jadi, apabila di keluarga Anda pernah ada yang terkena penyakit kritis, bisa dibilang risiko Anda terserang juga lebih tinggi. Bila demikian, urgensi memiliki asuransi penyakit kritis menjadi lebih besar.

 

Gaya hidup sehari-hari

Seseorang dengan gaya hidup sehari-hari yang kurang sehat, niscaya memiliki risiko lebih tinggi terserang berbagai penyakit. Seperti apa gaya hidup yang kurang sehat itu? Di antaranya, bila Anda selama ini jarang berolahraga, sering mengonsumsi makanan instan, jarang makan sayur dan buah, sering begadang atau terpapar stres.

|Baca juga: Lima Cara Mudah Pilih Asuransi Kesehatan Ala Allianz

Turunkan risiko terserang penyakit dengan mengubah gaya hidup kurang sehat tersebut. Mulailah rutin berolahraga dan mengasup makanan sehat. Sebagai bentuk antisipasi risiko finansial, lengkapi asuransi kesehatan kamu dengan asuransi penyakit kritis.

 

Kesiapan finansial

Biaya pengobatan penyakit kritis tergolong sangat mahal, bahkan dapat membangkrutkan keuangan seseorang. Bila ingin mulai mempersiapkan kebutuhan finansial yang memadai untuk mengantisipasi risiko terserang penyakit kritis, cara paling mudah adalah dengan melengkapi kebutuhan proteksi dengan asuransi penyakit kritis.

Asuransi penyakit kritis akan memberikan penggantian biaya pengobatan ketika Anda menderita penyakit berat tersebut. Untuk mendapatkan perlindungan tersebut, Anda cukup membayar premi sesuai ketentuan polis yang sudah disepakati dalam kontrak asuransi.

Bila sudah memiliki asuransi kesehatan saat ini, Anda dapat menanyakan pada penyedia asuransi apakah bisa menambahkan rider berupa perlindungan critical illness. Bila tidak bisa, Anda dapat mempertimbangkan untuk memiliki asuransi penyakit kritis yang berdiri sendiri.

 

Memilih asuransi penyakit kritis yang tepat

Ada cukup banyak produk asuransi penyakit kritis yang mungkin sudah banyak ditawarkan. Baik asuransi penyakit kritis yang berdiri sendiri ataupun sebagai rider alias manfaat tambahan asuransi kesehatan. Bagaimana memilih asuransi penyakit kritis yang paling tepat sesuai kebutuhan? Yuk, simak beberapa pertimbangan penting berikut ini:

Jangkauan perlindungan

Sesuai namanya, asuransi penyakit kritis memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit kritis. Tapi, sejauh mana perlindungan yang diberikan? Pastikan Anda memahami jangkauan perlindungan yang diberikan.

Termasuk di sini adalah, jenis-jenis penyakit kritis apa saja yang masuk dalam coverage perlindungan. Lalu, sejauh mana perlindungan diberikan: apakah perlindungannya diberikan sejak penyakit kritis di tahap awal atau ketika sudah memasuki tahap lanjut saja. Kemudian, seperti apa bentuk perlindungan yang diberikan: apakah berupa lump sum (santunan) atau penggantian biaya medis, dan sebagainya.

Yang perlu Anda ingat, semakin luas perlindungan penyakit kritis yang diberikan, premi yang dibebankan kemungkinan besar akan semakin mahal. Supaya tidak membebani keuangan pribadi, pilih asuransi penyakit kritis yang paling efektif melindungi.

Pilih perlindungan optimal

Asuransi penyakit kritis ada yang memberikan perlindungan hingga usia maksimal yaitu 100 tahun. Ada juga yang di bawah itu. Nah, walaupun kini semakin banyak kelompok usia produktif yang terserang penyakit kritis, bukan berarti kalangan berusia lanjut menanggung risiko lebih kecil. Justru, semakin tua usia, semakin tinggi pula risiko terkena penyakit kritis. Jadi, akan lebih optimal bila Anda memilih asuransi penyakit kritis dengan masa perlindungan maksimal.

Pahami aturan pengecualian

Setiap produk asuransi lazim memiliki aturan pengecualian. Untuk asuransi penyakit kritis, beberapa pasal perkecualian yang umum dicantumkan antara lain aturan survival period atau masa bertahan hidup si tertanggung sejak divonis penyakit kritis.

Ketika si tertanggung meninggal dunia akibat penyakit kritis sebelum masa survival period asuransi berakhir, polis asuransinya tidak bisa diklaim. Pilihlah asuransi penyakit kritis dengan masa survival period pendek sehingga perlindungan asuransi bisa segera berlaku.

Cara bayar sesuai kondisi keuangan

Membeli asuransi penyakit kritis berarti Anda harus menyediakan anggaran khusus untuk membayar preminya. Ada asuransi yang memberikan opsi bayar bulanan, tiap triwulan, semester juga tahunan. Pastikan Anda memilih opsi pembayaran premi sesuai kondisi finansial supaya tidak memberatkan keuangan pribadi.

Misalnya, bila pendapatan bulanan tidak memungkinkan untuk membayar premi bulanan, Anda dapat memilih opsi bayar tahunan dengan memanfaatkan pendapatan tahunan sebagai sumber dana.

Dengan menimbang berbagai hal tersebut, risiko finansial akibat penyakit kritis dapat Anda antisipasi dan kelola dengan baik. Jadi, tunggu apa lagi?

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pertamina Dukung Penuh Langkah Polda Jateng Ungkap Penimbunan BBM Bersubsidi di Wonogiri
Next Post Pefindo Ingatkan Peningkatan Permodalan di Industri Asuransi Akan Pengaruhi Peringkat Perusahaan

Member Login

or