1
1

AM Best: Harga Reasuransi Tinggi Masih Akan Berlanjut

Deretan gedung pencakar langit di Ibu Kota Jakarta. | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, OLDWICK – Kesenjangan yang terus berlanjut antara rasio laba atas ekuitas dan keseluruhan biaya modal adalah salah satu pendorong utama harga reasuransi yang lebih tinggi di masa mendatang.

Hal tersebut merupakan kesimpulan dalam laporan AM Best terbaru yang menangkap pandangan para panelis dari situasi industri reasuransi baru-baru ini.

The Best’s Market Segment Report bertajuk “Hesitant Capital Had Looming Role at January 1 Reinsurance Renewals,” menjelaskan bahwa tingkat kerugian dan volatilitas yang terus-menerus tinggi dari bencana alam skala kecil dan menengah, ditambah dengan meningkatnya inflasi dan kekhawatiran geopolitik, telah membuat eksposur bencana properti menjadi bisnis yang kurang menguntungkan bagi reasuransi.

Berdasar perkiraan AM Best, segmen reasuransi telah menghasilkan rasio laba atas ekuitas sekitar 4%-5%, di pasar di mana biaya modal setidaknya dua kali lipat. Menurut salah satu panelis, Carlos Wong-Fupuy, Direktur Senior AM Best, biaya modal tersebut akan semakin meningkat.

|Baca juga: Gempa Bumi Turki Kian Menggerus Profitabilitas Asuransi dan Reasuransi

“Meskipun tren harga membaik dan syarat dan ketentuan yang lebih ketat, modal baru mengambil pendekatan yang sangat hati-hati. Sementara pasar tetap dikapitalisasi dengan baik, penting untuk dicatat bagaimana modal dikerahkan dan jumlah yang signifikan tetap berada di sela-sela,” kata Wong-Fupuy.

Wong-Fupuy bergabung dalam panel dengan CEO Somers Re, Liz Cunningham dan Aditya Dutt, Presiden Aeolus Capital Management.

Cunningham mengatakan penanggung properti mengalami pukulan terberat pada pembaruan 1 Januari, dengan bisnis yang terkena bencana naik 50%-100% secara umum.

Dutt mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi aliran masuk modal berada di luar kendali sektor ini, seperti perubahan suku bunga yang cepat dan perkiraan penurunan 20% di pasar ekuitas, semuanya dalam 12 bulan terakhir saja.

Dia memberi contoh perbedaan kondisi ekonomi relatif 30 tahun terakhir ditambah dengan meningkatnya kejadian bencana besar.

Topik diskusi tambahan termasuk peran insurance-linked securities (ILM) di masa depan dalam underwriting eksposur bencana properti, dampak ketidakstabilan ekonomi pada kondisi pasar dan apakah harga reasuransi dan hasil telah cukup stabil untuk membujuk investor dan modal baru untuk memasuki pasar. AM Best mempertahankan pandangan yang stabil pada segmen reasuransi global.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kemenperin Optimalkan Dana Dekonsentrasi Guna Kesejahteraan IKM
Next Post Klarifikasi Perwakilan 24 Nasabah Astra Life

Member Login

or