Media Asuransi, GLOBAL – Indeks Risiko Travelers 2024 yang dirilis oleh perusahaan asuransi The Travelers Companies Inc mengungkapkan ancaman siber kembali menjadi kekhawatiran terbesar di kalangan bisnis. Hal Ini adalah kali keempat dalam enam tahun terakhir ancaman siber menduduki peringkat pertama.
Survei tahunan ini melibatkan pengambil keputusan asuransi bisnis dari berbagai industri di Amerika Serikat (AS), dan hasilnya mencatat 62 persen responden menyebutkan risiko siber sebagai masalah utama mereka.
Dilansir dari laman Reinsurance News, Rabu, 25 September 2024, hal Ini menjadi rekor tertinggi, melampaui masalah lainnya seperti inflasi biaya medis dan peningkatan biaya manfaat karyawan yang masing-masing mencapai 59 persen. Menurut Travelers, salah satu solusi untuk mengatasi ancaman siber ini adalah dengan meningkatkan cakupan asuransi siber.
|Baca juga: Gelar Panel Diskusi BUSS ke-2, APPARINDO: Kapasitas Reasuransi Masih Bisa Ditingkatkan via Penggabungan!
|Baca juga: Sah! Randy Lianggara Jadi Bos Baru Sun Life di Pasar Berkembang Asia
Namun, sekitar 30 persen dari 1.200 lebih responden menyatakan perusahaan mereka belum memiliki polis asuransi siber. Meskipun demikian, angka bisnis yang telah memiliki cakupan asuransi siber naik menjadi 65 persen, dibandingkan dengan 60 persen tahun lalu, dan jauh lebih tinggi dari 39 persen pada 2018.
Peningkatan ini terjadi di berbagai ukuran bisnis, dengan perusahaan kecil meningkat cakupannya dari 34 persen menjadi 41 persen, perusahaan menengah dari 74 persen menjadi 77 persen, dan perusahaan besar naik dari 72 persen menjadi 78 persen.
Selain itu, survei ini juga menunjukkan peningkatan jumlah insiden siber, mencapai 24 persen pada tahun ini, sedikit naik dari 23 persen pada 2023. Dalam sembilan tahun terakhir, ini adalah kedelapan kalinya jumlah perusahaan yang mengalami pelanggaran data atau insiden siber meningkat dari tahun sebelumnya.
|Baca juga: BCA Umumkan Penerima Program Gebyar Hadiah BCA
|Baca juga: APARI Jadi Tuan Rumah Dive-In Festival 2024 di Indonesia
Kekhawatiran utama dalam kategori ancaman siber termasuk pelanggaran keamanan dan akses tidak sah ke akun keuangan atau sistem kontrol, yang dilaporkan oleh 57 persen responden. Ransomware menjadi perhatian utama lainnya, dengan 54 persen menyebutkan ini sebagai ancaman terbesar, melonjak dari peringkat sembilan di tahun 2023.
Pemimpin Cyber Enterprise Travelers Tim Francis menegaskan temuan ini mencerminkan meningkatnya kesadaran komunitas bisnis akan ancaman siber dan potensi kerusakan besar yang dapat ditimbulkannya. Namun, dia mengingatkan, walau lebih banyak bisnis yang mulai mengamankan asuransi siber, namun masih banyak yang belum mengambil langkah tersebut.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News