Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi Asei Indonesia (Asei) turut ambil bagian dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan RI.
Pameran yang digelar di BSD City ini menjadi salah satu event business-to-business (B2B) terbesar dan paling bergengsi di Indonesia, melanjutkan kesuksesan TEI 2024 sebagai platform utama bagi pelaku usaha dan pembeli internasional untuk memperluas jejaring perdagangan, menjajaki peluang pasar baru, serta mengenal lebih dekat berbagai produk ekspor unggulan Indonesia.
Salah satu agenda dalam TEI 2025 yaitu penyelenggaraan Business Forum Penguatan Ekspor dengan mengangkat tema “Export in Uncertain Times: Protecting SME Exporters Against Trade Risks”. Kegiatan forum diskusi ini dilaksanakan melaui kolaborasi antara Kementerian Perdagangan, Asei, Kadin Indonesia Trading House (ITH), dan Alibaba.com.
|Baca juga: ASEI Teken MOU Energy Saving Insurance dengan BASE
Dalam kesempatan tersebut, hadir Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri memberikan sambutan pembukaan pada forum diskusi. Hadir juga Direktur Operasional dan Pengembangan Bisnis Asei, Agus Sulih Purwanto yang memaparkan pandangannya terkait penguatan dan perlindungan bisnis dalam ekosistem ekspor di tengah berbagai risiko perdangangan global.
Dalam paparannya, Agus menyampaikan arah kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada periode 2028–2029. Untuk mendukung pencapaian target tersebut, Kemendag menetapkan sejumlah program Quick Wins yang menjadi fokus utama, yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, serta peningkatan daya saing Usaha Kecil dan Menengah melalui program “UKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (UKM BISA) Ekspor.”
Saat ini, sektor UMKM menunjukkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, dengan 66 juta unit usaha, menyumbang 60% terhadap PDB, 97% penyerapan tenaga kerja, dan 15,7% kontribusi terhadap ekspor nasional. Nilai ekonomi UMKM mencapai Rp9.580 triliun, dengan lebih dari 30 juta unit UMKM telah bertransformasi ke ranah digital.
Agus juga menyoroti tantangan utama yang dihadapi para eksportir Indonesia, seperti risiko gagal bayar (non-payment), ketidakpastian pasar global, serta perubahan regulasi internasional. Dalam hal ini, Asei berperan penting sebagai penyedia solusi mitigasi risiko perdagangan ekspor melalui asuransi kredit ekspor dan asuransi pembiayaan tagihan ekspor, serta asuransi pendukung kegiatan ekspor lainnya.
Asei terus berkomitmen memberikan perlindungan atas risiko gagal bayar dalam transaksi perdagangan baik internasional maupun perdagangan domestik. Sejak tahun 2020 hingga September 2025, Asei telah memberikan proteksi kepada eksportir dalam perdagangan ekspor dan pelaku usaha (perdagangan domestik) dengan total pertanggungan masing-masing senilai Rp12,19 triliun dan Rp49,59 triliun. Hal ini mencerminkan komitmen berkelanjutan dari Asei dalam mendukung ketahanan perdagangan nasional.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat daya saing ekspor nasional, Asei terus memperluas sinergi dengan pihak institusi pemerintah, perbankan, lembaga pembiayaan ekspor, asosiasi, dan juga dengan lembaga terkait lainnya. Selain itu, Asei juga tengah mengakselerasi digitalisasi produk asuransi ekspor, agar pelaku usaha dapat menikmati akses perlindungan yang lebih cepat, mudah, dan terjangkau, termasuk melalui remote onboarding process.
|Baca juga: Ekspor RI Terus Tumbuh, ASEI Siap Genjot Asuransi Perdagangan Ekspor
“Peran Asei bukan hanya memberikan perlindungan finansial, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi para pelaku ekspor, termasuk UKM untuk naik kelas dan menembus pasar non-tradisional,” jelas Agus.
Melalui berbagai langkah tersebut, Asei menyampaikan optimismenya untuk terus berkontribusi dalam memperkuat ekosistem ekspor nasional agar lebih tangguh dan berdaya saing. Sebagai lembaga penjamin kredit ekspor (ECA) Indonesia, Asei menilai memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan bagi pelaku ekspor, meningkatkan daya saing global, serta mendorong perluasan pangsa pasar ekspor baru yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News