1
1

Aset Asuransi Syariah Tumbuh 5,8%

Kepala Eksekutif PEPK OJK, Friderica Widyasari Dewi, memberikan sambutan dalam pembukaan kegiatan GERAK Syariah 2025. | Foto: OJK

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat fungsi intermediasi perbankan syariah terus meningkat. Aset asuransi syariah terus tumbuh, begitu pula dengan aset pembiayaan syariah.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (PEPK) OJK, Friderica Widyasari Dewi, mendorong pelaku usaha jasa keuangan syariah untuk terus melakukan inovasi dan semakin aktif memahami kebutuhan masyarakat.

|Baca juga: Yuk Mengenal Lebih Dalam 8 Prinsip Asuransi Syariah

“Agar semakin banyak konsumen yang memanfaatkan jasa dan layanan jasa keuangan syariah,” kata Friderica saat membuka “Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2025 yang digelar di BSD City, Tangerang, Provinsi Banten, Minggu,” 23 Februari 2025.

Ditambahkannya, sektor keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan hal itu terlihat dari kinerja yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada Desember 2024, intermediasi perbankan syariah tumbuh positif  dengan pembiayaan tumbuh 9,9 persen menjadi Rp643,5 triliun, dengan NPF (non performing financing) terjaga sebesar 2,12 persen. Sementara DPK (dana pihak ketiga) tumbuh 10,1 persen menjadi sebesar Rp753,6 trililun.

|Baca juga: Proyeksi Asuransi Syariah 2025: Menyongsong Transformasi Syariah

Sedangkan market cap syariah tercatat sebesar Rp6.825,3 triliun atau naik 11,1 persen. Adapun nilai Asset Under Management (AUM) syariah mencapai Rp50,5 triiun atau tumbuh 18,2 persen year on year (yoy) dan Sukuk (korporasi dan negara) sebesar Rp1.682,9 triliun atau tumbuh 12,9 persen yoy.

“Sementara aset asuransi syariah tumbuh 5,8 persen menjadi sebesar Rp46,55 triliun. Adapun aset piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan syariah tumbuh 11,3 persen menjadi Rp33,8 triiun,” jelas Friderica.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fleksibilitas Underwriting di Hong Kong Meningkat di Tengah Persaingan yang Ketat
Next Post Zurich Asia Pasifik Catat Premi Melonjak 12% di 2024

Member Login

or