1
1

Aset Tugu Naik Jadi Rp30,1 Triliun hingga Maret 2025 di Tengah Transisi PSAK 117

Geung Asuransi Tugu Pratama Indonesia. | Foto: Tugu Insurance

Media Asuransi, JAKARTA — PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance mencatat kenaikan aset Rp3,3 triliun atau total menjadi Rp30,1 triliun hingga Maret 2025. Kondisi itu terjadi di tengah masa transisi implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117.

Dari sisi ekuitas, TUGU membukukan nilai sebesar Rp11,0 triliun pada akhir kuartal I/2025. Angka ini meningkat sekitar Rp549 miliar dibandingkan dengan laporan posisi keuangan per Desember 2024 (restated). Sementara laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp247 miliar. Nilai tersebut turun 30 persen dari periode yang sama tahun lalu.

|Baca juga: OJK: Perbankan Tengah Memasuki Revolusi Teknologi yang Signifikan

|Baca juga: BI Komitmen Perkuat Fondasi Ekonomi RI Lewat Sinergi Kebijakan Moneter

Penurunan laba ini, menurut sejumlah analis pasar modal, merupakan kondisi yang lazim terjadi di tengah masa transisi penerapan PSAK baru. Perubahan pendekatan akuntansi berpotensi menyebabkan fluktuasi dalam pelaporan keuangan, baik dalam hal aset, kewajiban, maupun laba bersih.

“Kenaikan atau penurunan pada neraca maupun profitabilitas itu tidak hanya dialami oleh TUGU, tetapi juga industri keseluruhan baik asuransi umum, reasuransi maupun asuransi jiwa. Pasar memang perlu waktu untuk memahami PSAK yang baru ini,” ujar Analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin, dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu, 21 Mei 2025.

Namun untuk lebih memahami PSAK 117 ini, Kharel menjelaskan, investor dapat melihat pada bagian keterangan, terutama komparasi antara PSAK yang sebelumnya, yaitu PSAK 62, yang sebelumnya menjadi dasar penyajian laporan keuangan.

“Pada kasus TUGU, jika menggunakan PSAK 117 untuk kuartal I/2025 yang telah menjadi best practice global, hasil jasa asuransi mencapai Rp227,8 miliar, sementara jika menggunakan PSAK 62 hanya Rp185,2 miliar,” ujar Kharel.

“Ada kenaikan Rp42,5 miliar jika menggunakan PSAK 117 yang menggunakan pendekatan kontrak asuransi dan yang menjadi lebih transparan serta mencerminkan kondisi riil keuangan perusahaan asuransi umum,” ucapnya.

Senada dengan Kharel, Analis Phintraco Sekuritas Nurwachidah menjelaskan, TUGU sebagai perusahaan holding asuransi umum, lebih dari 90 persen bisnisnya ditopang oleh segmen asuransi. Sehingga melihat kinerja aktivitas kinerja inti perusahaan bisa langsung dari sisi hasil jasa asuransi.

“Kalau dilihat, hasil jasa asuransi masih tumbuh 8,7 persen dari Rp209 miliar di kuartal/I 2024 menjadi Rp228 miliar di kuartal/I 2025. Memang ada penyesuaian dari sisi beban dan pos lainnya, tapi bisnis inti tetap di sini. Selagi tumbuh, ini menunjukkan kinerja solid dan strategi ekspansi berjalan dengan baik,” ungkap Nurwachidah.

|Baca juga: GoTo Tegaskan Komisi Gojek 20% Sesuai Aturan dan Dibutuhkan untuk Dukung Mitra

|Baca juga: Upaya Mendorong Peran Nyata Industri Asuransi dalam Program MBG

Menurut Nurwachidah dengan kesiapan TUGU dalam mengimplementasikan PSAK 117 akan semakin mencerminkan kondisi riil Perseroan. “Sudah sesuai best practice global, sehingga jika ada investor, terutama asing, yang ingin masuk ke saham TUGU, komparasinya lebih apple to apple,” ucapnya.

“Selain itu, kenaikan aset dan ekuitas juga menunjukkan posisi TUGU yang semakin strategis di industri dan kekuatan permodalan yang dimiliki dalam menavigasi berbagai tantangan,” tambahnya.

Terkait prospek, Nurwachidah tetap optimistis kinerja keuangan dan profitabilitas TUGU, yang merupakan emiten anak BUMN Pertamina, masih bisa tumbuh dengan solid. Menurutnya, selain penyesuaian akibat PSAK baru, aspek musiman atau seasonality juga berperan dalam kinerja perusahaan asuransi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Emiten Travel Agency Bayu Buana (BAYU) Tebar Dividen Tunai Rp35,32 Miliar
Next Post Bank Mega Syariah Perkuat Sistem Deteksi Dini Cegah Rekening Dormant

Member Login

or