Media Asuransi, GLOBAL – Pasar asuransi Jepang mulai mengetat di tengah peningkatan frekuensi bencana alam. Sejak 2018, premi asuransi kebakaran terus meningkat akibat bencana tersebut, dan perusahaan asuransi merespons dengan memperketat syarat serta menaikkan jumlah deductible.
Pembaruan reasuransi untuk 2024 menunjukkan stabilitas dalam syarat dan ketentuan, meskipun beberapa lini mengalami sedikit penurunan tarif premi. Badan Jasa Keuangan Jepang (JFSA) menekankan pentingnya manajemen risiko yang lebih maju dan berencana memperkenalkan regulasi solvabilitas berbasis nilai ekonomi pada tahun fiskal 2025.
Dikutip dari Insurance Asia, Kamis, 12 September 2024, berdasarkan laporan Japan’s Insurance Market 2024 dari Toa Re, saat ini pasar asuransi umum Jepang terdiri dari 55 perusahaan, dengan 33 berlisensi sebagai perusahaan domestik dan 22 sebagai perusahaan asing.
|Baca juga: Profil Jeffry Haryadi Manullang yang Jadi Dirut Baru Asabri
|Baca juga: Ini Respons OJK atas Pembelian Saham BRI MI oleh Amundi
Sejak liberalisasi industri asuransi pada 1996, konsolidasi melalui merger dan integrasi bisnis menciptakan oligopoli yang didominasi oleh tiga kelompok besar: MS&AD Insurance Group Holdings, Sompo Holdings, dan Tokio Marine Holdings.
Ketiga grup tersebut menguasai lebih dari 86 persen dari pendapatan premi bersih, mencapai US$63,92 miliar (¥9,132 triliun) untuk 29 anggota Asosiasi Asuransi Umum Jepang (GIAJ) pada tahun fiskal 2023.
Pasar juga mencakup perusahaan asuransi koperasi atau Kyosai, yang menghasilkan pendapatan premi sebesar US$14,70 miliar (¥2,1 triliun) pada tahun fiskal 2022, serta sektor Asuransi Kecil dan Jangka Pendek (SASTI) yang terus berkembang dengan menawarkan produk seperti asuransi penyewa dan asuransi hewan peliharaan.
Perusahaan SASTI, yang diperkenalkan pada 2006, memiliki persyaratan modal minimum lebih rendah yaitu US$0,07 juta (¥10 juta), dibandingkan dengan US$7 juta (¥1 miliar) untuk perusahaan asuransi tradisional.
|Baca juga: Skandal Gratifikasi IPO hingga OJK Turun Gunung
|Baca juga: Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Jalin Kerja Sama dengan MNC Bank
Pada tahun fiskal 2023, pendapatan premi bersih di semua lini asuransi naik US$0,08 miliar (¥12 miliar), mencapai US$63,92 miliar (¥9,132 triliun), didorong oleh sektor otomotif. Pembayaran klaim bersih menurun US$0,37 miliar (¥53 miliar) menjadi US$37,31 miliar (¥5,33 triliun), dengan rasio kerugian membaik 0,6 poin persentase menjadi 64,3 persen.
Laba underwriting meningkat sebesar US$0,44 miliar (¥63 miliar) menjadi US$1,24 miliar (¥177 miliar), sementara laba biasa naik sebesar US$1,97 miliar (¥281 miliar) menjadi US$7,33 miliar (¥1,047 triliun), menghasilkan laba bersih sebesar US$6,27 miliar (¥896 miliar) setelah pajak.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News