Media Asuransi, GLOBAL — Industri asuransi di Singapura saat ini tengah menghadapi lonjakan biaya kesehatan yang diproyeksikan terus meningkat hingga tiga tahun ke depan. Dalam laporan WTW bertajuk ‘2026 Global Medical Trends‘, sebanyak 57 persen perusahaan asuransi di Asia Pasifik memperkirakan tren kenaikan biaya medis masih berlanjut.
Dilansir dari Insurance Asia, Selasa, 18 November 2025, hal itu yang pada akhirnya menjadi pendorong para perusahaan asuransi di Singapura untuk menaikkan komponen co-pay dan deductible guna menekan klaim yang kian membesar.
WTW mencatat biaya medis di Singapura diproyeksikan tumbuh 16,9 persen pada 2026, lebih tinggi dari kenaikan tahun ini yang sebesar 15,5 persen. Selain itu, Asia Pasifik disebut bakal menjadi kawasan dengan inflasi biaya medis tertinggi secara global pada 2026, yakni sebesar 14 persen.
Dalam laporannya, WTW menegaskan mayoritas perusahaan memperkirakan tekanan biaya akan bertahan lama. “Sebanyak 57 persen insurer di wilayah ini memprediksi kenaikan lanjutan dalam tiga tahun ke depan, sedangkan 42 persen meyakini level kenaikan yang tinggi akan berlangsung lebih lama,” kata WTW.
WTW menjelaskan teknologi medis baru menjadi pendorong terbesar kenaikan biaya kesehatan dan disebut oleh 77 persen perusahaan asuransi sebagai sumber biaya tertinggi. Kemajuan farmasi (63 persen) serta keterbatasan mekanisme cost-sharing (51 persen) juga memperberat beban biaya.
Kanker disebut sebagai kondisi medis paling mahal dan paling cepat meningkat, dengan 58 persen insurer di Asia Pasifik melaporkannya sebagai diagnosis dengan pertumbuhan tercepat. Tak hanya itu, lebih dari 80 persen perusahaan asuransi mencatat meningkatnya kasus kanker pada kelompok usia di bawah 40 tahun.
Beban klaim juga terdorong oleh penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletal, serta diabetes. WTW menilai tren di Singapura didorong oleh kombinasi populasi menua, peningkatan insiden penyakit, deteksi dini, hingga kebutuhan pengelolaan jangka panjang penyakit kronis.
Selain itu, adopsi teknologi dan terapi baru, kenaikan biaya operasional fasilitas kesehatan, serta kekurangan tenaga medis juga turut mempercepat kenaikan biaya layanan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Deprecated: Function WP_Query was called with an argument that is deprecated since version 3.1.0!
caller_get_posts is deprecated. Use ignore_sticky_posts instead. in /home/u1646792/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
