1
1

Bos AAUI Yakin SEOJK 7/2025 Tekan Klaim Asuransi Kesehatan

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi memberlakukan aturan baru untuk produk asuransi kesehatan mulai 1 Januari 2026. Salah satu poin dari Surat Edaran OJK Nomor 7/2025 itu menyebutkan pembentukan Medical Advisory Board (MBA) guna mengatasi inflasi medis.

Namun, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan mengaku belum terlalu yakin dengan kinerja asuransi kesehatan hingga akhir 2025. Pernyataannya dilontarkan usai OJK mengeluarkan SEOJK Nomor 7 Tahun 2025 yang diyakini bisa menekan rasio klaim asuransi kesehatan.

|Baca juga: Robert Kiyosaki Sebut Krisis Finansial Besar Segera Terjadi, Sudah Siap Menghadapinya?

|Baca juga: Resmi Diakuisisi, Prabowo Bakal Beri Nama Baru untuk BTN Syariah, Kapan?

“Saya sih masih belum optimistis 100 persen (dengan kinerja asuransi kesehatan sampai akhir tahun ini). Tapi untuk menekan loss ratio yang kurang lebih, sudah di atas 150 persen atau 148 persen, kemungkinan bisa turun,” jelasnya, kepada Media Asuransi, dikutip Selasa, 10 Juni 2025.

Namun, ia menambahkan, turunnya kisaran loss ratio itu juga tergantung dari akseptasi di asuransi kesehatan seperti kecukupan premi, pengelolaan klaim, dan KPI. Dirinya menegaskan kesemuanya menjadi sebuah ekosistem dalam menentukan naik atau tidaknya kinerja asuransi kesehatan.

“Kenapa OJK juga di situ mengharuskan perusahaan harus punya MBA, Medical Advisory Board,” ucap Budi.

Artinya, masih kata Budi, perusahaan asuransi yang menjual produk asuransi kesehatan diharuskan mempunyai MBA yakni seorang dokter atau tenaga medis yang menguasai semua mekanisme terkait kesehatan termasuk berbagai macam tindakan yang diperlukan di rumah sakit. Namun demikian, kesemuanya tetap dipandang baik oleh asosiasi asuransi di Tanah Air.

“Tadi, kalau perusahaan merasa tidak siap, leave it saja,” tegas Budi.

|Baca juga: Premi Asuransi Kendaraan Asuransi Cakrawala Loyo, Strategi Diversifikasi Bisnis Disiapkan!

|Baca juga: Minim Klaim, Cakrawala Siap Agresif Cari Cuan di Pasar Asuransi Properti

Lebih lanjut, Budi menegaskan, AAUI terus mencermati rasio klaim di produk asuransi kesehatan yang saat ini angkanya terbilang tinggi yakni di kisaran 148-150 persen. Sedangkan terkait target pertumbuhan bisnis di asuransi kesehatan, lanjutnya, AAUI terus melihat dampak dari kebijakan Presiden AS Donald Trump di kuartal kedua tahun ini.

“Kalau memang efek Trump ini juga sudah bisa ada jalan keluarnya, ya mungkin harapannya paling tidak (pertumbuhannya) bisa sama dengan tahun lalu, sudah bagus,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Rayakan Iduladha di Bontang dan Fakfak Bersama Pupuk Kaltim
Next Post Pelemahan Penjualan Kendaraan Tekan Kinerja Asuransi, Begini Kata Bos TOB Insurance

Member Login

or