Media Asuransi, JAKARTA – Presiden Direktur Manulife Syariah Indonesia Fauzi Arfan mengungkapkan kinerja keuangan Manulife Syariah masih menjanjikan hingga saat ini. Kondisi tersebut dapat terealisasi saat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan investasi industri asuransi jiwa mengalami kerugian per Februari 2025 sebesar minus Rp403,36 miliar.
“Pada saat kita membuat rencana untuk melakukan spin-off, kita itu punya rencana bisnis,” ungkap Fauzi, saat Media Briefing Manulife Syariah, Selasa, 27 Mei 2025.
|Baca juga: Merchant Kini Bisa Terima Pembayaran Lewat Static QRIS Midtrans, Begini Caranya!
|Baca juga: Robert Kiyosaki Ungkap Alasan Kontroversial Kenapa Banyak Orang Tetap Miskin
Fauzi menjelaskan rencana bisnis Manulife Syariah sampai sekarang masih sesuai dengan target yang hendak dicapai. Bahkan, ia mengaku, kinerja Manulife Syariah terbilang menjanjikan di saat kondisi tengah tidak menentu.
Selain itu, Risk-Based Capital (RBC) tercatat sebesar 7.063 persen dan RBC Tabarru sebesar 1.588 persen. Angka ini mencerminkan permodalan yang kuat dan kesiapan perusahaan dalam mendukung pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan.
“Per Mei kemarin, dengan laporan keuangan kita yang per 31 Desember 2024, kita sudah membagi surplus underwriting, angkanya adalah Rp37 miliar,” imbuhnya.
|Baca juga: Sambangi Kampus IPB, Bos BCA Ajak Mahasiswa Belajar Adaptif dengan Perubahan
|Baca juga: AS Dihantui Krisis Ekonomi, Begini Cara Amankan Aset Kata Robert Kiyosaki!
Lebih lanjut, Manulife Syariah resmi mulai beroperasi penuh sebagai entitas mandiri pada Desember 2024. Tetapi, sebagai Unit Usaha Syariah, Manulife Syariah sudah berdiri cukup lama. Dengan mengusung misi Berbagi, Bertumbuh, dan Berdampak, Manulife Syariah Indonesia terus berkomitmen memperkuat ekosistem keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News