1
1

Data Anda Beredar di Dark Web? Wajib Waspada karena Peluang Serangan Siber Meningkat!

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Studi terbaru dari Searchlight Cyber dan Marsh McLennan Cyber Risk Intelligence Center mengungkapkan keberadaan data terkait organisasi di dark web dapat meningkatkan risiko serangan siber.

Penelitian tersebut menganalisis data set dark web dari Searchlight bersama dengan sampel 9.410 organisasi yang mengalami tingkat pelanggaran keseluruhan sebesar 3,7 persen dari 2020 hingga 2023. Studi ini bertujuan untuk mengaitkan antara pelanggaran data dan temuan di dark web pada tahun sebelumnya.

|Baca juga: Rasio Modal Asuransi Asei Terjun Bebas, Ada Apa?

|Baca juga: Gelar Panel Diskusi BUSS ke-2, APPARINDO: Kapasitas Reasuransi Masih Bisa Ditingkatkan via Penggabungan!

Hasilnya menunjukkan semua sembilan sumber intelijen dark web dari Searchlight berkorelasi dengan peningkatan risiko siber. Analisis multi-variable juga menunjukkan penggunaan beberapa sumber dark web memperkuat indikasi peningkatan risiko siber.

Beberapa temuan menunjukkan hasil Paste, hasil OSINT, dan listing pasar dark web memiliki hubungan paling erat dengan frekuensi kerugian asuransi siber ketika dipertimbangkan bersama faktor-faktor lainnya.

“Temuan utama dari analisis Marsh McLennan adalah setiap data terkait organisasi Anda di dark web sangat berkorelasi dengan kemungkinan serangan siber,” ujar Co-Founder dan CEO Searchlight Cyber Ben Jones, dikutip dari Reinsurance News, Rabu, 25 September 2024.

|Baca juga: Sah! Randy Lianggara Jadi Bos Baru Sun Life di Pasar Berkembang Asia

|Baca juga: BCA Umumkan Penerima Program Gebyar Hadiah BCA

Jones melanjutkan jika tim keamanan dapat mengidentifikasi eksposur mereka di dark web maka mereka memiliki peluang besar untuk bertindak proaktif, menyesuaikan pertahanan, dan secara efektif menghentikan serangan sebelum diluncurkan oleh penjahat siber.

“Langkah pertama adalah mendapatkan visibilitas: memahami dari mana ancaman di dark web berasal, di mana organisasi menjadi target, dan terus memantau untuk memberi mereka peluang terbaik dalam mengidentifikasi dan menghentikan insiden siber,” tambahnya.

|Baca juga: Ladies Merapat! Zurich Perkenalkan Asuransi Khusus Wanita Demi Karier Kian Bersinar

|Baca juga: Ada Kabar Buruk dari Swiss Re tentang Covid-19, Kematian Masih Meningkat!

Managing Director dan Kepala Marsh McLennan Cyber Risk Intelligence Center, Scott Stransky mencatat bahwa industri asuransi secara historis telah fokus pada data dari dalam organisasi, seperti kuesioner, bersama dengan pemindaian teknografis luar untuk menentukan risiko siber.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Zurich Insurance Kukuh Kurangi Emisi Karbon dari Operasional Bisnis, Caranya?
Next Post Kinerja Asuransi Kendaraan Bermotor di Filipina Diproyeksikan Ngebut hingga 2029

Member Login

or