Media Asuransi, GLOBAL – Laporan terbaru Swiss Re menyebutkan India diproyeksikan memimpin pertumbuhan sektor asuransi di negara-negara G20. Kondisi itu dengan total volume premi asuransi jiwa dan umum diperkirakan tumbuh rata-rata 7,3 persen per tahun secara riil hingga 2029.
Dalam laporan tersebut, Swiss Re memperkirakan ekonomi India akan melampaui Jerman dan Jepang, menjadi ekonomi terbesar ketiga di dunia pada 2030.
“Pertumbuhan ekonomi India yang pesat membutuhkan langkah-langkah penguatan terhadap risiko bencana alam. Identifikasi risiko dan penilaian yang akurat sangat penting, dan industri asuransi memainkan peran penting dalam memperkuat ketahanan,” kata Kepala Analisis Pasar Asuransi Swiss Re Mahesh H Puttaiah, dikutip dari Insurance Asia, Kamis, 16 Januari 2025.
|Baca juga: MPM Insurance Raup Cuan hingga September 2024, Hasil Investasi yang Kuat Jadi Kunci!
|Baca juga: Usai Kebakaran di Los Angeles, Pemilik Rumah Kini Hadapi Tantangan Klaim Asuransi!
Pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi domestik yang kuat, investasi swasta, reformasi ekonomi berkelanjutan, serta momentum makroekonomi yang baik. Swiss Re juga mencatat kemajuan digital dan lingkungan regulasi yang mendukung turut mendorong ekspansi ini.
Asuransi jiwa, yang mencakup 74 persen dari total premi di India, diproyeksikan tumbuh 4,8 persen secara riil pada 2024, meningkat menjadi lima persen pada 2025, dan rata-rata 6,9 persen per tahun selama periode 2025-2029.
Kinerja ini membaik setelah pertumbuhan lambat sebesar 0,7 persen pada 2023 yang terdampak perubahan regulasi dan perpajakan di segmen tabungan.
Di sisi lain, asuransi umum diperkirakan tumbuh 7,3 persen pada 2025, naik dari 5,7 persen pada 2024, didorong oleh meningkatnya kesadaran risiko dan ekspansi ekonomi. Sektor asuransi kesehatan dan kendaraan bermotor tetap menjadi pilar utama, sementara asuransi pertanian menunjukkan peningkatan setelah penyesuaian skema asuransi tanaman PMFBY pada 2023.
Namun, pertumbuhan ekonomi yang cepat juga meningkatkan risiko di pusat-pusat industri seperti Gujarat, Maharashtra, Tamil Nadu, dan Delhi, yang rentan terhadap bencana alam. Pada 2023, kerugian akibat bencana alam di India mencapai US$12 miliar, jauh di atas rata-rata 10 tahun sebesar US$8 miliar.
|Baca juga: DBS: Lanskap Geopolitik dan Ekonomi Global di 2025 Tetap Kompleks
|Baca juga: Sri Mulyani Catat Pendapatan Negara Tembus Rp2.842,5 Triliun di 2024, Capai 101,4% dari Target!
“Selain perkembangan ekonominya, India juga menunjukkan kemajuan menuju target net-zero pada 2070, dengan fokus pada energi terbarukan, transportasi rendah karbon, dan dekarbonisasi industri,” pungkas Puttaiah.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News