1
1

Fitch Ungkap ‘Sisi Buruk’ Tersembunyi di Balik Stabilnya Asuransi Asia

Gedung Fitch Ratings. | Foto: Fitchratings.com

Media Asuransi, GLOBAL – Fitch Ratings memperkirakan sektor asuransi di kawasan Asia Pasifik (APAC) akan tetap stabil pada 2025. Kondisi itu didukung oleh pendapatan yang solid dan buffer modal yang kuat, meski gejolak pasar masih terus membayangi.

Namun, Fitch menurunkan prospek sektor asuransi jiwa di China dan Taiwan menjadi memburuk. Di China, pelemahan pertumbuhan ekonomi, volatilitas pendapatan, serta perubahan struktural pada produk dan distribusi sebagai faktor utama tekanan terhadap industri.

|Baca juga: Sempat Dihantam Klaim Besar, Tokio Marine Indonesia Ternyata Masih Tahan Banting

|Baca juga: Komisaris Utama Dafam (DFAM) Terseret Kasus Hukum, Apa Dampaknya ke Bisnis?

Mengutip Insurance Asia, Kamis, 12 Juni 2025, tantangan lainnya di China meliputi peningkatan eksposur terhadap saham, perlambatan pertumbuhan premi, dan risiko spread negatif di tengah lingkungan suku bunga rendah.

Di Taiwan, penurunan peringkat didorong oleh apresiasi tajam dolar Taiwan baru yang memperbesar risiko mismatch mata uang, mengingat sebagian besar kewajiban perusahaan asuransi didukung oleh aset dalam denominasi dolar AS. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan asuransi memperluas strategi lindung nilai dan beralih ke polis dalam dolar AS.

Secara umum, perusahaan asuransi jiwa di kawasan APAC fokus pada pertumbuhan berkualitas dengan strategi investasi konservatif. Sementara itu, perusahaan asuransi umum memperkuat efisiensi operasional dan pengendalian biaya.

Fitch mencatat strategi underwriting, manajemen modal, dan pengelolaan aset-liabilitas mulai disesuaikan dengan kondisi pasar. Meski ada tekanan terhadap pendapatan jangka pendek, namun sebagian besar perusahaan asuransi dinilai mampu menyerap guncangan pasar berkat buffer modal yang kuat.

|Baca juga: Cadangan Devisa Stabil di US$152,5 Miliar pada Mei 2025

|Baca juga: MPM Insurance Beberkan Alasan Kinerja Premi Asuransi Properti Belum Bertenaga

Fitch juga menyebut sektor asuransi jiwa di Jepang tetap stabil, ditopang oleh aturan akuntansi yang mengurangi dampak volatilitas akibat kenaikan imbal hasil obligasi. Seiring dengan persiapan menghadapi aturan solvabilitas baru, perusahaan asuransi di APAC juga terus melakukan penguatan modal.

Untuk sektor asuransi umum, kenaikan premi diperkirakan menjadi penopang kinerja, meski tetap dibayangi risiko dari bencana alam dan kenaikan biaya reasuransi. Fokus pada produk margin tinggi dan penyesuaian harga diperkirakan berlanjut sebagai bagian dari strategi industri dalam merespons inflasi klaim dan tantangan pasar yang lebih luas.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post AM Best Ramal Kinerja Korea P&I Club Tertekan, Ini Alasannya!
Next Post IHSG Terkoreksi di Tengah Ancaman Perang Israel dan Iran

Member Login

or