1
1

Fundamental Ekonomi Indonesia Menguat, Sun Life Bidik Pertumbuhan Double Digit di 2025

(kiri-kanan) President Sun Life Indonesia, Teck Seng Ho, President Sun Life Asia, Manjit Sigh, President/CEO Sun Life Financial Global, Kevin Strain, dan President Emerging Market Sun Life Asia, Randy Lianggara. | Foto: Arief/Media Asuransi

Media Asuransi, JAKARTA – Pelaku industri asuransi di Tanah Air optimistis dengan prospek perekonomian Indonesia di tahun ini. Presiden Direktur PT Sun Life Indonesia, Teck Seng Ho, optimistis pasar asuransi di Tanah Air akan tumbuh signifikan pada tahun 2025 seiring dengan membaiknya ekonomi Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membidik pertumbuhan ekonomi RI di rentang 5,1 persen hingga 5,5 persen pada 2025. Sedangkan Bank Dunia dalam World Bank East Asia and The Pacific Economic Update memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen pada 2025. Bank Dunia dalam laporannya menunjukkan keyakinan.

World Bank East Asia and Pacific Chief Economist, Aaditya Mattoo, menyatakan bahwa di antara negara-negara yang lebih besar, hanya Indonesia yang diperkirakan tumbuh di tahun 2024 dan 2025. “Sementara pertumbuhan Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam diperkirakan di bawah tingkat tersebut,” ungkapnya, Oktober 2024.

|Baca juga: PT Sun Life Financial Indonesia Bukukan Premi Rp3,59 Triliun

Keyakinan terhadap ekonomi Indonesia pada tahun 2025 juga disampaikan oleh  Chief India and Indonesia Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari. Dia memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan tumbuh di kisaran 5,1 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada kuartal ketiga 2024 yang berada di kisaran 4,9 persen. Dia melihat beberapa indikator ekonomi telah menunjukkan perbaikan seperti ekspor yang dalam beberapa bulan terakhir ini meningkat.

Teck Seng Ho menyampaikan bahwa Sun Life yakin dapat meraih pertumbuhan signifikan di tahun ini. “Kami targetkan pertumbuhan penjualan sebesar 100 persen atau mengalami peningkatan dobel dibanding tahun lalu,” tuturnya saat diskusi dengan wartawan di Jakarta, Kamis, 16 Januari 2025.

Berdasar data penjualan pada kuartal III/2024, Sun Life Indonesia membukukan penjualan sebesar US$58,3 juta (Rp874,5 miliar dengan kurs Rp 15.000 per dolar AS) atau naik 41 persen selama dekade terakhir. Peningkatan tersebut terjadi karena penetrasi pasar dan densitas asuransi di Indonesia yang kembali menggeliat belakangan ini.

|Baca juga: Sun Life Hadirkan Fleksibilitas Mata Uang Demi Manjakan Nasabah

Hal itu sejalan dengan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebutkan adanya peningkatan penetrasi dan densitas asuransi kuartal III/2024. Menurut data OJK, tingkat densitas auransi per September 2024 tercatat sebesar Rp2.080.020 dan penetrasi asuransi berada di kisaran 2,8 persen. Angka tersebut lebih baik dibanding akhir 2023 yakni densitas sebesar Rp 1.940.000 dan penetrasi sebesar 2,59 persen.

Kendati demikian, penetrasi pasar asuransi di Indonesia berdasarkan data 2023 masih tertinggal dari negara-negara lain. Contohnya Malaysia yang sudah mencapai 4,8 persen, Singapura 11,4 persen, Australia 3,3 persen, Brasil 3,3 persen, Jepang 7,1 persen, dan Afrika Selatan yang sudah menembus angka 12,6 persen.

Kondisi tersebut memberikan keyakinan dan optimisme yang besar kepada Sun Life untuk menargetkan penjualan premi dua kali lipat atau naik 100 persen pada tahun 2025 ini dibanding tahun 2024.

Penetrasi pasar asuransi di Indonesia yang masih kecil itu, menurut President & Chief Executive Officer Sun Life, Kevin D Strain, merupakan peluang yang besar bagi Sun Life untuk menggarapnya. Karena itu, dia sangat mendukung kebijakan OJK untuk memberikan edukasi yang lebih baik kepada masyarakat. “Pasar Indonesia memegang peranan sangat penting bagi Sun Life di Asia dan global. Apalagi, pasar asuransi di Indonesia masih terus berkembang dari waktu ke waktu,” tegasnya.

|Baca juga: Sun Life Hong Kong Catat Bisnis Baru Meroket 229% di Semester I, Berikut Rinciannya!

Sementara itu, President Sun Life Asia, Manjit Singh, menambahkan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari sejumlah negara di Asia yang memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan Sun Life. “Indonesia, seperti juga Filipina dan Hong Kong memiliki potensi sangat besar untuk bertumbuh,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Sedangkan, Presiden untuk Pasar yang Berkembang di Asia, Randy Lianggara, menjelaskan bahwa dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menjadi salah satu pasar asuransi yang berkembang di Asia. Karena itu, Sun Life akan terus melakukan penetrasi dengan berbagai saluran distribusi yang ada seperti bancassurance bekerja sama dengan perbankan.

Selain itu, Sun Life juga memanfaatkan berbagai saluran distribusi seperti memaksimalkan kerja sama dengan berbagai pihak, penguatan kapasitas agen, dan berinvestasi pada saluran digital seperti WhatsApp Client Services.

Pada kuartal III/2024, Sun Life Indonesia memiliki Risk Based Capital (RBC) untuk asuransi konvensional sebesar 586 persen dan asuransi syariah sebesar 256 persen, di atas threshold regulator 120 persen. Sedangkan total aset tercatat sebesar Rp19,7 triliun atau tumbuh 41 persen dari pendapatan premi selama satu dekade terakhir. Saat ini, Sun Life Indonesia melayani lebih dari 553.852 polis asuransi.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Polis Machinery Insurance (Lanjutan 43)
Next Post Cat Bonds Dinilai Jadi Solusi Baru untuk Lindungi Bisnis dari Serangan Siber

Member Login

or