Media Asuransi, GLOBAL – Hampir 30 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Australia mengaku tidak mampu menghadapi kerugian finansial lebih dari AU$10.000 (sekitar Rp150 juta), sementara 23 persen lainnya akan kesulitan jika mengalami gangguan finansial tanpa asuransi.
Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan oleh QBE. Survei tersebut juga menunjukkan di antara UMKM yang memiliki asuransi, sebanyak 79 persen merasa lebih tenang, 81 persen merasa terlindungi, dan 53 persen lebih percaya diri dalam mengambil risiko finansial untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan bisnis mereka.
|Baca juga: Komisaris Utama dan Wadirut Sarana Menara Nusantara (TOWR) Mengundurkan Diri
|Baca juga: Profil Ferryady Hartadinata, Bos Emiten Emas yang Diduga Terlibat Kasus Korupsi Taspen
“Pencairan klaim untuk kerusakan yang tidak terduga dan gangguan bisnis sering kali melebihi AU$10.000 —jumlah yang tidak dapat ditanggung oleh lebih dari separuh UMKM (52 persen),” ujar Managing Director Consumer QBE Julie Starley, dikutip dari Insurance Asia, Selasa, 25 Februari 2025.
Meski memiliki ketahanan bisnis, namun survei QBE menemukan 59 persen UMKM belum memperbarui polis asuransi mereka sejak pertama kali memulai usaha. Hal ini membuat mereka rentan terhadap berbagai risiko yang berkembang, terutama ketika mereka mulai memperluas bisnis, merekrut karyawan, atau memperoleh aset baru.
Kepercayaan terhadap asuransi tetap tinggi, dengan 83 persen UMKM, bisnis dengan kurang dari 10 karyawan yang mewakili hingga dua juta perusahaan meyakini bahwa perlindungan yang mereka miliki saat ini sudah cukup untuk menghadapi risiko bisnis.
Laporan QBE juga mencatat berbagai strategi manajemen risiko yang digunakan UMKM, seperti menghemat pengeluaran (40 persen), membangun cadangan keuangan (38 persen), dan melakukan diversifikasi usaha (25 persen).
|Baca juga: OJK Tidak Berikan Estimasi Spesifik tentang Proyeksi Pertumbuhan Aset Kripto di 2025, Kenapa?
|Baca juga: FIF Siapkan Dana Rp806,97 Miliar untuk Pelunasan Obligasi
Sementara itu, tujuan utama mereka ke depan adalah meningkatkan profitabilitas (50 persen), memperluas basis pelanggan (43 persen), dan menstabilkan arus kas (42 persen).
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News