Media Asuransi, GLOBAL – Asosiasi Internasional Pengawas Asuransi (IAIS) memproyeksikan prospek industri asuransi global pada 2025 akan tetap stabil. Hal itu diyakini terjadi meskipun ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik masih menjadi perhatian.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Senin, 9 Desember 2024, hal itu disampaikan dalam laporan Global Insurance Market Report (GIMAR) 2024, yang menyoroti kondisi solvabilitas perusahaan asuransi jiwa dan non-jiwa.
|Baca juga: Fauzi Arfan Jadi Presdir Manulife Syariah Indonesia
|Baca juga: Kasus Prudential Viral di TikTok, Pengamat Ungkap Masalah Utama Penolakan Klaim Asuransi
Menurut laporan tersebut, perusahaan asuransi jiwa diprediksi mampu menjaga solvabilitasnya melalui cadangan modal yang kuat dan manajemen risiko yang kokoh, meski dihadapkan pada tantangan seperti fluktuasi suku bunga dan risiko usia panjang.
Di sisi lain, perusahaan asuransi non-jiwa diharapkan dapat mempertahankan stabilitas melalui pendapatan underwriting dan investasi. IAIS mencatat adopsi kecerdasan buatan (AI) semakin meningkatkan efisiensi operasional perusahaan asuransi. Namun, hal ini juga menimbulkan risiko baru terkait underwriting dan penyerahan polis, yang memerlukan pengawasan ketat.
Pengawas asuransi global tengah memperkuat uji tekanan dan perencanaan kontingensi untuk mengantisipasi risiko likuiditas, dampak perubahan pasar real estat, dan ancaman geopolitik, termasuk ancaman siber dan inflasi.
Pasar reasuransi global juga menunjukkan pertumbuhan dengan premi bruto mencapai US$900 miliar pada 2023. Perusahaan reasuransi berhasil meningkatkan solvabilitas dan profitabilitas, didukung oleh penurunan rasio gabungan sektor non-jiwa menjadi 95 persen.
|Baca juga: Barito Renewables Energy (BREN) Bagi-Bagi Dividen Interim Rp506,16 Miliar
|Baca juga: Muhammad Ichsan Diangkat Jadi Dirut Asuransi Untuk Semua (Tap Insure)
Meskipun skor risiko sistemik sektor asuransi meningkat 5,3 persen akibat perubahan akuntansi, namun IAIS menegaskan risiko sistemik di sektor ini tetap jauh lebih rendah dibandingkan dengan sektor perbankan. IAIS akan menyempurnakan indikator penilaian risiko pada 2025 untuk terus memantau stabilitas industri.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News