Media Asuransi, JAKARTA – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) (“Indonesia Re”) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Seleris, platform berbasis Artificial Intelligence (AI) karya anak bangsa yang berfokus pada employee wellness management.
Penandatangan dilakukan bersamaan dengan acara Indonesia Re yakni iLearn Seminar dengan tema “Reinforcing Insurance Governance through Data Management and PDP Alignment,” di Jakarta. (11/11)
Direktur Teknik dan Operasi Indonesia Re Delil Khairat, menjelaskan, platform ini memungkinkan dilakukannya otomatisasi pemantauan kesehatan, memberikan wawasan perawatan preventif secara real-time, dan membantu mengoptimalkan program kesehatan sekaligus mengurangi biaya medis hingga 20%.
|Baca juga: Kolaborasi IFG dan Indonesia Re Kaji Standarisasi Data Baru di Industri Asuransi
Menurutnya, kolaborasi ini bertujuan mendukung pemantauan kesehatan karyawan secara preventif dan efisien, serta membantu optimalisasi manajemen premi dan klaim kesehatan bagi klien asuransi. “Teknologi Seleris selaku perusahaan start-up ini membantu kami memetakan risiko kesehatan dan klaim secara lebih personal, efisien, dan cepat,” kata Delil.
Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat (KIP) Republik Indonesia, Arya Sandhiyudha, memaparkan bahwa “transparency as a governance principle” tidak hanya meningkatkan akuntabilitas industri, tetapi juga memperkuat fungsi pengawasan regulator dan hubungan kepercayaan antara pelaku industri dan publik.
“Namun, keterbukaan tersebut harus berjalan seiring dengan responsibility under UU PDP, yang menegaskan kewajiban perusahaan asuransi dan reasuransi untuk melindungi hak privasi individu melalui kebijakan data minimization, access control, dan pemrosesan data yang proporsional serta tidak berlebihan.” ujar Arya.
|Baca juga: Manfaat Konsolidasi Asuransi dan Reasuransi BUMN
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM dan Corporate Secretary Indonesia Re, Robbi Yanuar Walid, yang menegaskan pentingnya keseimbangan antara pengelolaan data, tata kelola, dan kompetensi sumber daya manusia.
“Sebagai perusahaan reasuransi sekaligus badan publik, kami mengelola data dengan sensitivitas tinggi. Karenanya, setiap insan Indonesia Re harus memahami pentingnya menjaga kredensial dan kualitas data. Indonesia Re memiliki Data Privacy Office dan pedoman pengelolaan risiko yang terukur melalui Key Risk Indicators (KRI) untuk memastikan pengawasan berkelanjutan,” jelasnya.
Menurut Robbi, Key Risk Indicators juga menjadi alat untuk mengukur risiko di luar kemampuan perusahaan. Jika kemampuan perusahaan sudah mencapai batas tertentu dan tidak dapat lagi menampungnya, maka kita harus mengambil keputusan untuk memitigasinya.
Editor : Wahyu Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
