1
1

Kolaborasi IFG dan Indonesia Re Kaji Standarisasi Data Baru di Industri Asuransi

Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat (kiri) dan Direktur Teknik IFG, Rianto Ahmadi (kanan) usai penandatangan kerja sama standarisasi data baru di industri asuransi. | Foto: doc

Media Asuransi, JAKARTA – Indonesia Financial Group (IFG), holding BUMN asuransi, penjaminan, dan investasi, bersama PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) menyepakati kerja sama untuk mendorong transformasi di industri asuransi melalui standarisasi penyediaan data dan informasi baru.

Direktur Teknik IFG, Rianto Ahmadi, mengatakan bahwa latar belakang utama dari kerja sama tersebut adalah upaya memperkuat analisa risiko dalam proses bisnis di industri asuransi melalui ketersediaan data teknik (Chart of Account dan Master Library teknik) yang ideal dalam setiap proses bisnis dan operasional perusahaan. “Pasalnya, perusahaan asuransi ke depan harus bergerak ke proses digitalisasi demi memperkuat analisa risiko yang dilandasi oleh ketersediaan data yang ideal,” kata Rianto dalam keterangan resmi, Selasa, 5 Maret 2024.

Rianto menambahkan, kerja sama tersebut akan mempercepat proses standarisasi data teknik, terkait chart of Account (CoA) dan master library teknik untuk pasar asuransi di Indonesia. Dalam kebijakan informasi dasar, IFG mewajibkan seluruh anggota holding di asuransi umum, asuransi jiwa, dan penjaminan, untuk menyesuaikan standarisasi pengelolaan data dan informasi yang sama. Hal tersebut masih menjadi tantangan karena baik anggota holding maupun hampir semua perusahaan asuransi memiliki standarisasi berbeda-beda dalam hal penyajian dan pengelolaan data dan informasi tersebut.

|Baca juga: Buntut IFG Life Akuisisi Mandiri Inhealth, Pefindo Pertahankan Rating IFG idAAA Outlook Stabil

“Bagi kami, kerja sama ini tidak saja semakin memperkuat transformasi terkait standarisasi penyediaan data dan informasi di lingkup holding, tetapi juga dapat menjadi acuan bersama bagi industri asuransi di Tanah Air. Dengan posisi Indonesia Re sebagai treaty leader, standarisasi tersebut dapat digunakan oleh perusahaan asuransi yang menggunakan jasa Indonesia Re,” ujar Rianto.

Rianto menegaskan, untuk industri asuransi, standarisasi CoA dan master library bakal membentuk budaya mengukur risiko berdasar analisa data yang ideal dan membantu setiap perusahaan yang bergerak di bidang asuransi untuk dapat menyusun strategi bisnis, strategi underwriting, pengelolaan risiko berbasis analisis portofolio dengan data yang akurat.

Sementara itu, Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat, menambahkan bahwa IFG dan Indonesia Re memiliki visi yang sama untuk melakukan transformasi budaya penyajian dan pengelolaan data dan informasi, sehingga penilaian yang dilakukan atas proses bisnis dan operasional didasarkan pada data yang ideal. Standarisasi tersebut bakal diterapkan untuk setiap perusahaan asuransi yang akan menggunakan jasa Indonesia Re, dan lambat laun menjadi standarisasi untuk seluruh industri asuransi.

“Kami sangat terbantu dengan kerja sama ini karena pada akhirnya Indonesia Re dapat menerapkan standarisasi penyediaan dan pengelolaan data dan informasi yang sama untuk seluruh perusahaan asuransi dan mengajak industri asuransi untuk bertransformasi dengan data dan informasi yang akurat,” ujarnya.

“Kerja sama ini adalah bentuk komitmen IFG dan Indonesia Re Group dalam mendukung salah satu pilar dari peta jalan pengembangan dan penguatan perasuransian Indonesia 2023-2027 yang dibuat oleh OJK bersama semua pemangku kepentingan di industri yaitu transformasi digital industri asuransi,” kata Delil.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Laba BCA Syariah Melesat 30,8% Jadi Rp153 Miliar di 2023
Next Post OJK Terima 1.820 Pengaduan terhadap Industri Asuransi

Member Login

or