1
1

Indonesia Re Mampu Atasi Lonjakan Klaim Asuransi di 2021 dan Strateginya Bangun Bisnis Berkelanjutan di 2022

Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu. | Foto: Doc

Media Asuransi, Jakarta– PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menyiapkan sejumlah strategi untuk membangun bisnis secara berkelanjutan setelah berhasil menghadapi lonjakan klaim dan peningkatan nilai beban pada 2021.

Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu menjelaskan pada 2021 pihaknya menghadapi cukup banyak klaim besar, termasuk di sektor reasuransi umum. Pada sektor ini, jelas dia, catatan klaim terbesar datang dari lini reasuransi kebakaran. “Klaim tersebut berasal dari industri migas dengan nilai kerugian total mencapai hampir Rp1 triliun, dan klaim sesuai saham Indonesia Re adalah sebesar Rp70 miliar,” ujar Benny, Rabu, (15/2).

Benny memerinci, klaim kebakaran suatu pabrik di Indonesia cukup memberikan dampak terhadap portofolio lini bisnis reasuransi kebakaran. Selain reasuransi kebakaran, sambung Benny, lini bisnis lainnya juga mencatatkan beberapa klaim besar adalah dari lini konstruksi.  Dari bisnis reasuransi keuangan, terdapat satu catatan klaim dengan nilai yang cukup besar, untuk reasuransi penjaminan, ungkapnya dalam keterangan resminya yang diterima Media Asuransi, Jumat (18/2).

Sementara itu masih pada tahun yang sama, Benny menjelaskan total klaim akibat Covid-19 dari sektor reasuransi jiwa adalah sebesar Rp 623 milar dan ini sudah merupakan nilai bersih yang dibayarkan oleh Indonesia Re.  Di samping beban klaim, Indonesia Re juga mengalami peningkatan beban pajak pada 2021.

|Baca juga: Peringkat Kekuatan Finansial Indonesia Re Ditegaskan idAA Stabil

“Beban pajak timbul berawal dari proses penggabungan (merger) perusahaan dalam rangka pembentukan Perusahaan Reasuransi Nasional (PRN) pada 2015,” jelasnya. Kendati begitu, Benny menegaskan bahwa beban pajak sudah dituntaskan tahun 2021.



Strategi 2022
Dengan kondisi yang dialami pada 2021, Indonesia Re menyiapkan sejumlah langkah agar mampu meningkatkan produksi premi bersih dan hasil bersih underwriting, dan tetap menjaga rasio klaim melalui manajelem portofolio yang baik. Menurut Benny, antara lain melakukan pengetatan terms & conditions untuk reasuransi keuangan termasuk reasuransi kredit di perpanjangan treaty reinsurance 2022. Untuk lini reasuransi kebakaran, berencana meningkatkan premi bersih hingga 5 persen.

Masih untuk reasuransi kebakaran, Kami akan meingkatkan kinerja portofolio diantaranya menurunkan rasio klaim dari 56,2 persen ke 51,3 persen. Pada lini bisnis ini, Indonesia Re juga akan meningkatkan cadangan premi dari 38,5 persen menjadi 46 persen sebagai bagian dari rencana menuju penerapan PSAK 74 dan IFRS 17,” papar Benny.

Sementara untuk sektor reasuransi jiwa, Benny mengatakan strategi utama yang akan dilakukan untuk memitigasi risiko Covid-19 pada lini ini antara lain dengan melakukan review pada terms and conditions termasuk besaran premi. Selain itu melakukan negoisasi untuk cross selling produk lain yang mampu memberikan hasil underwriting bersih lebih baik.

Di samping itu, untuk lini reasuransi jiwa, Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Erickson Mangunsong mengatakan pihaknya akan melakukan pembatasan untuk produk reasuransi kredit konsumtif.  “Bersikap selektif dalam penerimaan produk ini termasuk kriteria dan retensi dari ceding company serta cakupan dan kesesuaian harga, apalagi setelah terjadinya klaim besar di masa pandemi ini yang mengubah basis penetapan harga reasuransi” ujarnya.

|Baca juga: Indonesia Re Siap Berkolaborasi dengan Kompetitor

Erickson melanjutkan, pihaknya tengah menggencarkan akselerasi digital termasuk sistem auto underwriting. “Sistem ini memudahkan para underwriter untuk melakukan asesmen secara akurat dan didukung basis data yang cukup dan dapat menerapkan extra mortalita secara kompetitif, ditambah lagi akan memudahkan para underwriter dalam mengakses penawaran facultative reinsurance serta dapat mempersingkat waktu layanan dan menjadi nilai tambah dari Indonesia Re,” paparnya. 



Strategi Investasi dan Kualitas Layanan

Selain di sisi produksi, Indonesia Re juga berencana untuk menerapkan strategi dan kebijakan investasi yang menitikberatkan kepada aspek solvabilitas dengan tetap memperhatikan keseimbangan dengan aspek rentabilitas. Erickson mengatakan langkah itu diambil sehubungan dengan perkembangan bisnis reasuransi dan tuntutan untuk senantiasa menjaga target tingkat risk based capital (RBC) sepanjang tahun. 

Menurutnya, bauran portofolio investasi akan disesuaikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan modal minimum berbasis risiko atau MMBR yang terkait aktivitas investasi diupayakan lebih baik daripada 2021. “Sehingga dapat memperbaiki posisi RBC, namun demikian tetap optimal untuk mencapai target hasil investasi sebesar Rp285 miliar dan yield on investment (YOI) sebesar 5,50 persen,” jelasnya.

Untuk sisi layanan, Erickson menegaskan bahwa Indonesia Re masih mempertahankan kriteria New Excellent Services, dan tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas layanan terhadap ceding company. Indonesia Re telah menerapkan konsep Business to Business (B2B) walau belum dengan semua perusahaan asuransi, yang memungkinkan proses bisnis antara Indonesia Re dengan ceding company berlangsung secara lebih terukur, akurat dan transparan.

Dia mengatakan Indonesia Re juga menyadari bahwa data merupakan aset sangat berharga sehingga perusahaan berupaya melakukan inovasi melalui pengolahan data. “Kami telah membangun sejumlah analytic tools seperti auto underwriting pada lini reasuransi jiwa, geostatistical model untuk reasuransi gempa bumi dan dynamic rating tool untuk objek pertanggungan rangka kapal yang tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan. Untuk sektor digitalisasi ini, dikerjakan bersama-sama dengan Indonesia Re Institute,” jelasnya.

Selain itu, Indonesia Re juga sangat memahami bahwa transformasi dari sisi internal juga sangat penting untuk dilakukan. Salah satu yang dilakukan adalah menggalakkan proses yang otomatisasi untuk berbagai aktifitas yang sifatnya repetitif,” pungkas Erickson.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post DJKN Buka Kesempatan 600 Pelaku UMKM Ikut Gebyar Lelang UMKM 2022
Next Post Hindari Risiko dari Bencana Tak Terduga dengan Perlindungan Asuransi

Member Login

or