Media Asuransi, GLOBAL – CreditSights, perusahaan Fitch Solutions, menyebutkan pada 2025 industri asuransi di Asia Pasifik diperkirakan mengalihkan fokusnya dari polis tabungan ke produk perlindungan dengan margin yang lebih baik. Kondisi itu tentunya sejalan dengan standar ICS dan IFRS 17.
Mengutip Insurance Asia, Selasa, 10 Desember 2024, perusahaan asuransi jiwa Jepang kemungkinan melanjutkan akuisisi di luar negeri, terutama di Amerika Serikat (AS). Sementara perusahaan asuransi Hong Kong memprioritaskan pertumbuhan organik di Asia.
|Baca juga: Ini Peraih Digital Financial Excellence Award 2024 Kategori Perbankan
|Baca juga: APKAI Adakan Pelatihan dan Sertifikasi Asesor Kompetensi
Gerak suku bunga juga akan membentuk dinamika pasar, dengan kenaikan yang diharapkan di Jepang mendukung pertumbuhan dan rasio solvabilitas. Sementara penurunan suku bunga lebih lanjut di Taiwan, Korea, dan Hong Kong dapat menekan pengembalian dan pertumbuhan. Perubahan regulasi dan risiko nilai tukar mata uang asing juga akan tetap menjadi perhatian utama.
Perusahaan asuransi Korea menghadapi perlakuan risiko lapse yang lebih ketat dan penyesuaian tingkat diskonto di bawah kerangka K-ICS, sementara Taiwan bersiap untuk menerapkan rezim solvabilitas baru pada 2026.
Selain itu, depresiasi dolar AS menimbulkan risiko bagi perusahaan asuransi Taiwan dan Jepang dengan investasi luar negeri yang besar. Dalam hal peluang investasi, Nippon Life, Meiji Yasuda, dan QBE Insurance menonjol dengan rekomendasi yang mengungguli.
|Baca juga: OJK Apresiasi Komunikasi dan Masukan dari Industri Jasa Keuangan di Dialog Akhir 2024
|Baca juga: Bos BSI Beberkan Alasan Super App BYOND Dihadirkan di Indonesia
Sebaliknya, Kyobo Life dan Cathay Life berkinerja buruk. Kyobo Life menghadapi tekanan valuasi di tengah tantangan regulasi dan pasar, sementara selisih ketat Cathay Life dan rasio solvabilitas yang lebih rendah membatasi daya tariknya dibandingkan dengan perusahaan sejenis Jepang dan Korea.
Ke depannya, pasar primer kemungkinan mengalami peningkatan aktivitas di Jepang dan Hong Kong, dengan penerbit terkemuka seperti Nippon Life dan AIA memimpin upaya pembiayaan kembali.
|Baca juga: Tenaga Kerja yang Menua Picu Krisis Bakat di Sektor Asuransi, Apa Solusinya?
|Baca juga: Tugu Insurance Sukses Gelar Tugu Charity Golf 2024 dengan Menggandeng Atlet Golf Difabel
Perusahaan asuransi Taiwan juga diperkirakan menerbitkan obligasi dolar untuk memenuhi persyaratan solvabilitas dan akuntansi baru, sementara Korea Selatan mungkin berfokus pada utang mata uang lokal karena tuntutan regulasi yang lebih ketat.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News