Media Asuransi, GLOBAL – CEO dan Pendiri Coalition Joshua Motta meminta industri asuransi untuk mempertimbangkan ulang pendekatannya terhadap asuransi siber seiring munculnya risiko-risiko baru yang semakin relevan.
Berbicara di Forum Profesional Muda Marsh McLennan, Motta menyoroti kebutuhan akan jenis asuransi siber baru yang mampu mengakomodasi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia menyatakan pendekatan asuransi tradisional saat ini tidak lagi cukup efektif menghadapi kompleksitas risiko-risiko digital modern.
Data yang dipaparkan Motta menunjukkan hanya sedikit dari lebih dari 60 juta perusahaan di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) yang memiliki kebijakan asuransi siber mandiri, menyoroti rendahnya penetrasi asuransi dalam mengatasi ancaman siber.
Dalam menghadapi fluktuasi tarif yang baru-baru ini terjadi di pasar siber, Motta mengkritik ketidakpastian yang mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan risiko-risiko yang dihadapi.
|Baca juga: OCBC Dukung Kemajuan Inovasi Layanan Kesehatan via Teknologi
“Ketika kita melihat fluktuasi seperti rollercoaster dalam asuransi, itu menunjukkan peserta pasar mungkin belum sepenuhnya memahami atau mempersiapkan diri terhadap risiko yang dihadapi,” ujar Motta, dikutip dari laman Business Insurance Mag, Kamis, 4 Juli 2024.
Dengan pasar asuransi siber AS yang diperkirakan mencapai US$50 miliar dalam beberapa tahun mendatang, Motta mempertanyakan bagaimana industri dapat mencapai potensi penuhnya dari kondisi saat ini.
Solusi yang ditawarkan Motta adalah adopsi pendekatan siber aktif, di mana penilaian risiko siber dilakukan secara terus-menerus dan tindakan preventif diambil untuk mengurangi potensi dampak serangan digital.
“Kami tidak perlu menunggu seperti perusahaan asuransi tradisional untuk klaim diajukan, kami bisa benar-benar melakukan sesuatu tentang hal itu sebelum terjadi,” tambah Motta.
Ia juga menyoroti transformasi signifikan dalam lanskap bisnis yang disebabkan oleh revolusi digital, dengan aset bisnis yang kini sebagian besar tidak berwujud. Namun, menurut Motta, pendekatan dalam melindungi aset-aset ini masih sering kali menggunakan kerangka kerja yang sudah usang.
Motta mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan meskipun tantangan yang dihadapi semakin rumit, namun industri asuransi harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di era digital ini.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News