Media Asuransi, GLOBAL – Asosiasi Asuransi Umum Jepang (GIAJ) mengumumkan beberapa inisiatif penting untuk mengatasi tantangan yang dihadapi industri asuransi di Jepang. Fokus utama mereka adalah mempercepat dan meningkatkan akurasi pembayaran klaim asuransi, terutama setelah bencana alam terbaru, seperti hujan deras pada Juli dan Topan No 10.
Selain itu, GIAJ berupaya memulihkan kepercayaan publik setelah terjadinya kebocoran data baru-baru ini. Untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, asosiasi ini memperkuat kepatuhan terhadap Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi.
|Baca juga: Rasio Modal Asuransi Asei Terjun Bebas, Ada Apa?
Dilansir dari laman Insurance Asia, Rabu, 25 September 2024, perusahaan-perusahaan anggota yang terlibat dalam kebocoran telah menyusun laporan rinci mengenai penyebab dan strategi pencegahan.
GIAJ juga sedang merevisi praktik bisnisnya, termasuk memperketat aturan mengenai penempatan karyawan dari perusahaan asuransi untuk menghindari konflik kepentingan, serta meningkatkan kualitas agen asuransi.
|Baca juga: Gelar Panel Diskusi BUSS ke-2, APPARINDO: Kapasitas Reasuransi Masih Bisa Ditingkatkan via Penggabungan!
|Baca juga: Sah! Randy Lianggara Jadi Bos Baru Sun Life di Pasar Berkembang Asia
Dalam upaya mendukung masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, GIAJ mendorong pemanfaatan asuransi gempa. Selain itu, mereka meningkatkan layanan digital untuk memberikan kenyamanan lebih bagi pelanggan.
|Baca juga: Top! Tugu Insurance Boyong Penghargaan Asuransi Paling Efisien di BIFA 2024
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk memperkuat kepatuhan, transparansi, dan operasional yang berorientasi pada pelanggan di seluruh sektor asuransi umum Jepang.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News