Media Asuransi, GLOBAL – Kerugian asuransi global selama tiga kuartal pertama 2024 mencapai US$108 miliar atau sedikit di atas rata-rata dekade sebesar US$102 miliar. Laporan Gallagher Re menyebutkan total kerugian ekonomi sepanjang periode ini diperkirakan mencapai US$280 miliar, lebih rendah dari rata-rata 10 tahun sebesar US$309 miliar.
|Baca juga: Intip Kecanggihan MV3 Garuda Limousine, Mobil Mewah yang Ditunggangi Prabowo-Gibran
Dilansir dari laman Insurance Asia, Selasa, 22 Oktober 2024, laporan ini tidak mencakup dampak dari Badai Milton, yang menghantam Florida pada awal Oktober. Meskipun aktivitas musim badai Atlantik lebih rendah dari prediksi, namun lima badai sudah mendarat di Amerika Serikat (AS).
|Baca juga: IFG Perkuat Industri Asuransi Lewat Peningkatan Literasi Keuangan
|Baca juga: Prabowo-Gibran Umumkan Kabinet Merah Putih, Daftar Wakil Menteri Diungkap
Colorado State University memperkirakan kondisi akan tetap mendukung pembentukan badai hingga November. Amerika Serikat menjadi penyumbang terbesar kerugian asuransi, mencapai lebih dari US$77 miliar atau 71 persen dari total global.
Tercatat 28 peristiwa dengan kerugian di atas satu miliar dolar, dan 19 di antaranya menimbulkan kerugian multi-miliar dolar, yang merupakan jumlah tertinggi sepanjang sejarah. Selama tiga kuartal pertama, 13 kejadian mencatat kerugian di atas US$5 miliar, dengan lima peristiwa melampaui US$10 miliar.
Peristiwa paling signifikan meliputi Badai Helene di AS, banjir musiman di China, Badai Boris (Anett) di Eropa Tengah, dan Topan Yagi di Asia. Secara regional, Asia mencatat 11 peristiwa dengan kerugian signifikan, Amerika Latin dan Amerika Utara masing-masing empat, Eropa dua, dan Timur Tengah satu.
|Baca juga: Survei Sun Life Sebut Individu Berpenghasilan Tinggi Belum Siap untuk Pensiun, Kenapa?
|Baca juga: AXA Ganti Nama Divisi Reasuransi China Jadi AXA International Re
Dari 51 peristiwa yang terjadi, 49 di antaranya terkait dengan cuaca dan iklim, melampaui rata-rata dekade sebelumnya yang mencapai 42 peristiwa.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News