Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Asit C Mehta Investment Intermediates menyebutkan sektor asuransi jiwa India mencatat pertumbuhan tahunan gabungan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 12 persen dan 10,5 persen dari tahun fiskal 2019 hingga 2024 (FY 2019-2024) dalam hal premi bisnis baru dan ekuivalen premi tahunan.
|Baca juga: PP Properti (PPRO) Ditetapkan dalam Keadaan PKPU Sementara
|Baca juga: Intip Kecanggihan MV3 Garuda Limousine, Mobil Mewah yang Ditunggangi Prabowo-Gibran
Namun, pertumbuhan di FY 2024 melambat akibat perubahan regulasi, pergeseran preferensi konsumen, dan imbal hasil lebih tinggi dari dana investasi lain. Laporan ‘Thematic Report on India’s Life Insurance Sector‘ mencatat tingkat penetrasi asuransi jiwa di India masih rendah, yakni 3,8 persen, dibandingkan dengan rata-rata global sebesar 6,5 persen.
Untuk meningkatkan aksesibilitas, Otoritas Regulasi dan Pengembangan Asuransi India (IRDAI) meluncurkan sejumlah inisiatif, seperti program Asuransi untuk Semua pada 2047, serta Bima Vistaar, Bima Vahak, dan Bima Sugam.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Selasa, 22 Oktober 2024, pertumbuhan sektor ini didorong oleh peningkatan pendapatan per kapita, partisipasi tenaga kerja yang lebih tinggi, dan fokus pada inklusi keuangan.
|Baca juga: Survei Sun Life Sebut Individu Berpenghasilan Tinggi Belum Siap untuk Pensiun, Kenapa?
|Baca juga: AXA Ganti Nama Divisi Reasuransi China Jadi AXA International Re
Swiss Re memproyeksikan sektor ini akan tumbuh dengan CAGR 7,1 persen dalam lima tahun mendatang, lebih tinggi dari rata-rata pasar berkembang sebesar 5,1 persen dan pertumbuhan 1,7 persen di negara maju.
Pada FY 2024, industri mengalami penurunan karena perubahan struktur pajak yang memengaruhi produk non-partisipatif dan premi tinggi, peningkatan biaya komisi, serta lonjakan penjualan produk terkait pasar akibat imbal hasil tinggi dan manfaat pajak.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News