1
1

Kerugian yang Diasuransikan Akibat Banjir di Eropa Tengah Diramal Tidak Besar, Ini Alasannya!

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Eropa Tengah dan Timur mengalami banjir besar pada September 2024, namun dampaknya jauh lebih ringan dibandingkan dengan peristiwa serupa di tahun-tahun sebelumnya. Hal ini berkat kemajuan dalam infrastruktur modern, bendungan, dan penghalang banjir.

Menurut laporan Guy Carpenter, kerugian yang diasuransikan akibat banjir ini diperkirakan mencapai antara €1,6 miliar hingga €2,1 miliar. Banjir yang disebabkan badai yang bergerak lambat ini telah menyebabkan hujan lebat dan genangan di berbagai negara, termasuk Polandia, Republik Ceko, Slovakia, Austria, Hongaria, Rumania, dan Jerman.

Meskipun peristiwa ini tergolong parah, namun analisis menunjukkan kerusakan yang ditimbulkan secara nyata lebih rendah dibandingkan dengan banjir besar pada 1997 dan 2002. Hal ini disebabkan oleh manajemen risiko banjir yang lebih baik dan peningkatan kesadaran publik mengenai potensi risiko.

|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?

|Baca juga: Kadin Kubu Arsjad Rasjid Melawan, Upaya Hukum dan Organisasi Dilakukan

“Infrastruktur modern dan kemajuan dalam peramalan cuaca telah memainkan peran penting dalam memitigasi kerugian yang dialami,” ujar Guy Carpenter, dikutip dari Reinsurance News, Kamis, 26 September 2024.

Ia memperkirakan kerugian pasar asuransi berdasarkan wilayah, dengan angka mencapai €600 hingga €750 juta di Republik Ceko, €550 hingga €650 juta di Austria, dan €350 hingga €550 juta di Polandia. Sementara itu, untuk Slovakia, Hongaria, dan Rumania, kerugian gabungan diperkirakan antara €100 juta hingga €150 juta.

Estimasi lain dari kerugian yang diasuransikan mencakup angka antara €2 miliar hingga €3 miliar dari Gallagher Re, sementara Aon memperingatkan total kerugian properti yang diasuransikan kemungkinan besar akan melebihi €1,5 miliar.

|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Berencana Kibarkan ‘Bendera Putih’, Ini Kata OJK!

|Baca juga: Wacana Subsidi BBM Dicabut, Asuransi Kendaraan Bakal ‘Kena Getah’?

Guy Carpenter juga mencatat meskipun nilai nominal kerugian mungkin melebihi angka yang tercatat pada 1997 akibat inflasi, namun kerugian dalam istilah nyata tetap lebih rendah. Penilaian awal menunjukkan jumlah properti yang terdampak berkurang sekitar 20 persen dari yang terpengaruh pada 1997.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post DPR RI Setujui Pilkada Ulang di September 2025
Next Post Bank DBS Indonesia  Gandeng Mirae Asset Untuk Ciptakan 1 Juta Investor Baru Pasar Modal

Member Login

or