Media Asuransi, JAKARTA – Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Yulius Bhayangkara berharap pelaku industri asuransi bisa memberikan persepsi yang positif kepada masyarakat. Hal itu penting dilakukan terutama di saat perekonomian Indonesia sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
“Persepsi masyarakat ini adanya di Bapak Ibu. Saya percaya, persaingan kita luar biasa besarnya dan secara ekonomi Indonesia kita harus selalu bersyukur. Walaupun sepertinya agak sedikit melambat, tapi kita percaya Indonesia ekonomi akan tetap maju,” kata Yulius, di ajang Insurance Market Leaders Award 2025, Rabu malam, 16 Juli 2025.
|Baca juga: Inilah 106 Perusahaan Perasuransian Peraih Market Leaders
Dengan semangat dan optimisme tersebut, ia kembali mengajak kepada seluruh pelaku industri asuransi di Indonesia untuk bersemangat menciptakan persepsi yang positif kepada masyarakat terkait industri asuransi. Hal itu juga sejalan dengan tagline yang dimiliki oleh Dewan Asuransi Indonesia.
“Bapak Ibu lah yang akan menentukan persepsi masyarakat Indonesia terhadap industri kita. Kita punya tagline di Dewan Asuransi Indonesia, sama dengan peta jalan di OJK, Restoring Public Confidence. Industri ini harus mengembalikan kepercayaan publik,” tegasnya.
|Baca juga: Sucorinvest Asset Management Harap Obligasi Korporasi Kian Ramai
|Baca juga: Tugu Insurance Resmi Angkat Fadlil Iswahyudi dan Fitri Azwar sebagai Direksi Baru
“Oleh sebab itu, inisiatif Media Asuransi, yang mengganjar para pelaku utama, yang membentuk persepsi publik terhadap industri (asuransi) ini, adalah hal yang wajib kita apresiasi. Kita beri tepuk tangan dulu buat Media Asuransi. Karena Bapak Ibu lah yang menentukan persepsi masyarakat terhadap industri kita,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menilai, tepat bagi Media Asuransi menyelenggarakan Insurance Market Leaders Award 2025. Pasalnya, ajang semacam itu bisa memberikan sentimen positif bagi para pelaku industri asuransi kepada masyarakat untuk terus mengedukasi dan membangun persepsi yang baik.
“Kalau market leader-nya saja tidak bisa bayar klien, bisa bayangkan seperti apa industri kita. Benar ya, orang yang mengumpulkan premi paling banyak ternyata tidak bisa bayar klien. Oleh sebab itu, mengganjar Bapak Ibu dengan apresiasi yang tinggi. Bapak Ibu ada di depan saat ini punya tugas berikutnya,” ucapnya.
|Baca juga: OJK Pelototi 6 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi yang Bermasalah, Masuk Pengawasan Khusus?
|Baca juga: Pembiayaan Kendaraan Multifinance Tembus Rp408 Triliun, Mobil Bekas Jadi Primadona!
“Mari kita membentuk persepsi baik industri kita agar kita mengembalikan kepercayaan publik, supaya industri perasuransian ada dalam hati semua orang Indonesia. Industri yang bertanggung jawab dan memberikan layanan terbaik. Maju asuransi Indonesia,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News