Media Asuransi, GLOBAL — Laporan Cyber Risk Report 2025 yang dirilis oleh Aon mengungkapkan jumlah klaim asuransi siber di kawasan Asia-Pasifik (APAC) meningkat 22 persen sepanjang 2024. Kondisi itu seiring meningkatnya risiko serangan siber berbasis kecerdasan buatan (AI) dan ketegangan geopolitik.
Dilansir dari Insurance Asia, Kamis, 17 Juli 2025, berdasarkan laporan yang yang mengacu pada skor CyQu dari 3.226 klien Aon dan analisis terhadap lebih dari 1.400 insiden siber global, frekuensi insiden siber di APAC tercatat melonjak 29 persen secara tahunan, bahkan meningkat 134 persen dibandingkan dengan 2020.
|Baca juga: Ketua DAI Ajak Industri Asuransi Bangun Persepsi Positif kepada Masyarakat
|Baca juga: Inilah 106 Perusahaan Perasuransian Peraih Market Leaders
Salah satu lonjakan terbesar tercatat pada klaim terkait rekayasa sosial dan penipuan, yang naik hingga 233 persen. Kenaikan ini terutama didorong oleh maraknya serangan yang melibatkan teknologi deepfake, yang mencatat lonjakan sebesar 53 persen.
Aon menyebutkan malware dan ransomware masih menjadi penyebab utama klaim terkait kerusakan reputasi, dengan menyumbang 60 persen dari total kasus global.
|Baca juga: Sucorinvest Asset Management Harap Obligasi Korporasi Kian Ramai
|Baca juga: Tugu Insurance Resmi Angkat Fadlil Iswahyudi dan Fitri Azwar sebagai Direksi Baru
Dari total 1.414 insiden yang dianalisis, sebanyak 56 kasus menyebabkan kerusakan reputasi perusahaan. Perusahaan-perusahaan terdampak tercatat mengalami penurunan nilai saham rata-rata sebesar 27 persen.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News