Media Asuransi, GLOBAL – McKinsey memperkirakan perusahaan asuransi yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) secara mendalam dapat memproses lebih banyak bisnis dengan lebih cepat, menawarkan layanan yang lebih personal, dan mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang risiko.
Melansir Insurance Asia, Rabu, 23 Juli 2025, hal itu diungkapkan dalam laporan bertajuk ‘Masa Depan AI di Industri Asuransi‘. McKinsey menyebutkan gen AI menghadirkan penalaran, kreativitas, dan empati yang canggih -sifat-sifat yang dapat mengubah underwriting, klaim, dan keterlibatan pelanggan.
|Baca juga: Risiko Bencana Alam di RI Sangat Tinggi, OJK Buka Suara soal Skema Parametrik!
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Dukung Penuh Peluncuran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih
Selain itu, teknologi ini menangani data yang tidak terstruktur seperti teks dan gambar, memungkinkan aplikasi dari agen suara otomatis, hingga penilaian underwriting dan klaim yang disesuaikan secara real-time.
Untuk mendapatkan nilai, perusahaan asuransi harus melampaui proyek percontohan yang terisolasi. McKinsey menyarankan untuk menetapkan strategi AI perusahaan yang jelas dan membentuk kembali alur kerja end-to-end -memperbarui data, infrastruktur teknologi, talenta, dan tata kelola- daripada sekadar melapisi AI pada proses yang sudah ada.
|Baca juga: OJK Bawa Kabar Buruk, Gejolak Israel-Iran Disebut Berpotensi Hantam Produk Unitlink!
|Baca juga: OJK Wanti-wanti Industri Asuransi soal Aktuaris, Ini Langkah Cegah Tenaga Ahli Kabur
Sementara itu, perusahaan yang berhasil mengubah operasinya diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, memangkas biaya, dan menawarkan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Ke depannya, AI diharapkan dapat menangani hampir semua proses penerimaan pelanggan dan kebijakan melalui sistem multi-agen.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News