1
1

Menua dan Bahagia Bersama Pasangan

Investment Specialist MAMI, Dimas Ardhinugraha. | Foto: Manulife Aset Manajemen Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Menua bersama pasangan hidup, menjadi impian banyak pasangan. Namun perjalanan untuk menuju kesana, tidak semudah itu. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Rata-rata usia harapan hidup menjadi salah satunya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perempuan memiliki harapan hidup tiga tahun lebih panjang dibandingkan laki-laki. Belum lagi mempertimbangkan selisih usia dengan pasangan ketika menikah.

“Artinya, perempuan harus memiliki bekal yang cukup ketika pasangannya meninggal, yaitu bekal finansial yang cukup dan pengelolaannya. Ini yang harus dipertimbangkan masing-masing pasangan,” kata Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Dimas Ardhinugraha, dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 10 Juni 2024.

Sebagai pasangan, bagaimana kita dapat mencapai target tersebut? Simak penjelasannya berikut.

|Baca juga: Berikut Pentingnya Punya Tabungan Masa Tua Demi Kesejahteraan di Masa Depan

Saling mendukung bersama pasangan

BPS menyampaikan data pada tahun 2023, usia harapan hidup laki-laki di Indonesia mencapai 70,17 tahun, sementara perempuan lebih panjang lagi di usia 74,18 tahun. Jika diasumsikan ketika menikah usia perempuan lebih muda tiga tahun dibandingkan laki-laki, artinya ada tujuh tahun kemungkinan perempuan hidup sendiri setelah pasangannya meninggal.

Terlebih, dengan semakin majunya teknologi kesehatan, dan semakin tingginya kesadaran mengenai pentingnya nutrisi yang baik, kita menyaksikan banyak orang di sekitar kita mencapai usia yang lebih panjang. “Kondisi ini adalah yang disebut dengan longevity risk atau risiko usia lebih panjang dari usia harapan hidup yang menyebabkan kebutuhan dana pensiun menjadi lebih besar dari perkiraan,” kata Dimas.

Menjalani masa tua bersama pasangan, harus ada komitmen dan saling support bersama pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan harus paham betul mengenai keuangan, jangan saling mengandalkan pasangan.

Kita tidak pernah tahu kapan menutup mata, maka harus dipastikan pasangan yang ditinggalkan memiliki life skill soal keuangan, terutama ketika harus hidup sendiri. Terlebih bagi perempuan, buktikan bahwa perempuan itu tangguh dan juga paham mengenai keuangan, tidak kalah dengan laki-laki.

 

Berapa sih kebutuhan dana ideal?

Dengan usia yang tak pasti batasnya, kita perlu memiliki bekal pensiun yang tak akan habis. Berapa besarnya? 25 kali biaya hidup setahun. Jadi misalnya biaya hidup yang kita inginkan di masa pensiun adalah Rp10 juta sebulan, atau Rp120 juta setahun, maka bekal pensiun yang cukup adalah Rp3 miliar.

Jika Rp3 miliar ini didepositokan dengan bunga empat persen per tahun, maka hasilnya adalah Rp120 juta setahun, atau Rp10 juta sebulan. Sesuai rencana kan?

Dengan bekal pensiun yang cukup ini, kita dapat menikmati bunganya untuk hidup sehari-hari tanpa pernah perlu mengurangi pokok simpanan kita. Artinya arus kas pensiun kita akan tersedia selamanya.

|Baca juga: Bahagia di Masa Tua Dengan Dana Pensiun

Penempatan investasi yang tepat

Besaran pokok yang diperlukan untuk menyokong hidup kita di masa pensiun memang terasa sangat besar. Akan tetapi ini adalah fakta yang harus kita hadapi. Tidak pernah ada kata terlambat untuk menyiapkan itu, sebaliknya semakin lama kita menunda, maka semakin besar dana setiap bulan yang harus kita siapkan.

“Banyak pilihan instrumen investasi yang bisa kita pilih. Reksa dana bisa menjadi salah satu opsi. Selain modal awal yang tidak besar, investasi di reksa dana bisa dilakukan kapanpun dan di manapun karena secara online,” jelas Investment Specialist MAMI, Dimas Ardhinugraha.

Dia tambahkan, investasi di reksa dana, waktunya juga akan lebih fleksibel. Bagi yang tidak memiliki waktu untuk menganalisa aset, sudah ada manajer investasi yang akan melakukan tugas mengelola investasi.

“Dan yang tak kalah penting, reksa dana itu likuid dan tidak ada penalti. Dana yang dicairkan akan masuk ke rekening tabungan nasabah dalam waktu yang telah ditetapkan dalam prospektus,” katanya.

Dimas menyarankan untuk melakukan investasi secara regular dan melakukan diversifikasi portofolio, disesuaikan dengan tujuan keuangan, jangka waktu dan profil risiko masing-masing. Dengan demikian, diharapkan risiko keseluruhan portofolio terjaga sementara hasil investasi semakin mendekati tujuan yang dicanangkan.

“Mari capai tujuan keuangan demi menikmati waktu menua bersama pasangan habiskan waktu bersama keluarga tersayang,” ajaknya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Otoritas Asuransi Hong Kong Imbau Masyarakat Waspada Penipuan Polis
Next Post Fungsi Internal Audit Harus Diperkuat

Member Login

or