Media Asuransi, GLOBAL – Laporan terbaru dari Tim Analis Morgan Stanley memperkirakan inflasi sosial telah menyebabkan kerugian berlebih sebesar US$13,3-24,5 miliar untuk tanggung jawab otomatis komersial dari 2013-2022. Kondisi itu mencakup 7-13 persen dari total kerugian selama periode tersebut.
Setiap tahun, inflasi sosial yang berlebihan melebihi asumsi kerugian yang diharapkan sebesar 3-15 persen, menurut skenario dasar Morgan Stanley. Analis Morgan Stanley mengatakan, hal ini membuat pihaknya berpikir bahwa industri otomatis komersial secara keseluruhan mungkin terus meremehkan dampak inflasi sosial.
|Baca: 62 Produk Unitlink dengan Imbal Hasil Terbaik 2022-2023
Meskipun terjadi pembalikan sebagian pada 2021 dan 2022, tren inflasi sosial telah mengalami penurunan sejak 2019. Namun, perbaikan ini mungkin bersifat sementara, kemungkinan dipengaruhi oleh inflasi ekonomi dan dampak usai covid-19.
Dilansir dari laman Reinsurance, Kamis, 29 Februari 2024, dengan terus meningkatnya penyelesaian dan penghargaan dari juri, yang berkontribusi pada peningkatan keseluruhan kasus perdata, inflasi sosial tetap menjadi keprihatinan yang terus-menerus.
Sebagai hasilnya, perusahaan asuransi terpaksa menaikkan premi pada polis asuransi otomatis komersial, suatu kecenderungan yang diperkirakan berlanjut dan berpotensi mengakibatkan biaya yang lebih tinggi untuk bisnis dan konsumen.
Pentingnya industri otomatis komersial
Penelitian Morgan Stanley menegaskan pentingnya industri otomatis komersial untuk menilai ulang strategi manajemen risiko dan model penetapan harga sebagai respons terhadap tantangan yang terus berkembang akibat inflasi sosial.
Secara singkat, inflasi sosial telah memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan pada sektor tanggung jawab otomatis komersial, menyoroti perlunya tindakan proaktif dalam mengurangi risiko dan beradaptasi dengan kondisi pasar yang terus berubah.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
