1
1

Nilai Bisnis Baru AIA Diramal Melonjak 23% di Kuartal IV/2024, Faktor Ini Pemicunya!

Gedung AIA | Foto: AIA Financial

Media Asuransi, GLOBAL – AIA Group diperkirakan mencatat pertumbuhan nilai bisnis baru atau Value of New Business (VONB) 23 persen secara tahunan (YoY) pada kuartal IV/2024, didorong pemulihan di China serta penjualan yang kuat di Hong Kong dan Singapura. Laporan tahunan perusahaan dijadwalkan rilis pada pertengahan Maret 2025.

Menurut UOB KayHian, AIA China diprediksi membukukan pertumbuhan VONB dua digit setelah pulih dari penurunan di kuartal sebelumnya akibat penarikan lebih awal beberapa produk sebelum penyesuaian harga industri.

|Baca juga: Bos Askrindo Ungkap Sejumlah Faktor yang Memengaruhi Risiko Asuransi Kredit, Apa Saja?

|Baca juga: OJK Bakal Ajak AAJI, AAUI, hingga AASI Rembukan Respons Putusan MK tentang Pasal 251 KUHD

Dilansir dari laman Insurance Asia, Selasa, 4 Februari 2025, perusahaan juga mencatat peningkatan produktivitas agen serta proporsi produk partisipasi yang lebih tinggi sebagai faktor pendukung pertumbuhan. Ekspansi geografis AIA di China terus berlanjut dengan perolehan empat lisensi baru dari otoritas lokal pada kuartal IV/2024.

Perusahaan menargetkan pembukaan cabang di empat hingga lima provinsi tambahan. Setiap cabang baru akan dimulai dengan 300 agen dan ditargetkan berkembang menjadi 1.000 agen dalam dua tahun. Di Hong Kong, pertumbuhan VONB diperkirakan tetap kuat, dengan penjualan domestik melampaui segmen pengunjung dari China Daratan.

|Baca juga: BRI Akan “Buyback” Saham Senilai Rp3 Triliun

|Baca juga: AAUI Beberkan Tantangan dan Usulan terkait POJK Asuransi Kredit, Berikut Lengkapnya!

Sementara di Singapura, AIA meluncurkan produk tabungan jangka panjang berbasis unit-linked di bawah AIA Regional Funds Platform untuk melayani segmen pelanggan kelas atas. Namun, tantangan di Malaysia dan Thailand berpotensi membebani kinerja AIA akibat melemahnya permintaan setelah penyesuaian harga produk medis.

Meski demikian, perusahaan diperkirakan lebih tangguh dibandingkan dengan pesaingnya dalam menghadapi penurunan imbal hasil obligasi di China berkat strategi manajemen aset dan liabilitas yang lebih kuat.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Dapatkan Promo Cashback hingga Cicilan 0% di BCA Singapore Airlines Travel Fair 2025
Next Post Refund Tiket Ferry Kini Kena Penalti 25% dan Reschedule Tiket Kena Penalti 10%

Member Login

or