1
1

Para Wisudawan STIMRA Diminta Bisa Menjawab Tantangan Industri Asuransi Indonesia

Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Yulius Bhayangkara dalam sambutannya di Wisuda Program Studi S1, D3, dan gelar Profesi Internasional ANZIIF. | Foto: Media Asuransi/Sarah Dwi Cahyani

Media Asuransi, JAKARTA – Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) atau Institute of Risk Management and Insurance telah menyelenggarakan Wisuda untuk Program Strata I (S1), Diploma III (D3), serta program gelar profesi internasional The Australian and New Zealand Institute of Insurance and Finance (ANZIIF).

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III yang juga hadir di dalam pelaksanaannya mengungkapkan STIMRA telah mengambil peran strategis serta berbobot strategis. Hal itu karena melahirkan lulusan dengan spesialisasi yang sangat dibutuhkan oleh industri asuransi dan manajemen risiko.

“Keberhasilan menyelenggarakan pendidikan vokasi, sarjana, hingga menggandeng sertifikasi internasional ANZIIF adalah bukti komitmen institusi dalam menjaga standar kualitas global,” ujar Kepala Tim Kerja Sumber Daya LLDikti Wilayah III Ina Agustina, Rabu, 17 Desember 2025.

Menurutnya para wisudawan tidak hanya lulus dengan gelar akademik, tetapi juga membawa kualifikasi profesi yang diakui secara internasional. Ia juga menyoroti realitas industri keuangan nasional yang tengah berpacu meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.

“Data menunjukkan penetrasi asuransi di negara kita masih memiliki ruang pertumbuhan yang sangat besar dibandingkan dengan negara tetangga. Artinya apa? Pasar membutuhkan Anda (para lulusan STIMRA),” tegas Ina.

|Baca juga: BTN (BBTN) Bukukan Laba Bersih Rp2,91 Triliun hingga November 2025

|Baca juga: Bos BI Yakin Rupiah Tetap Terkendali Didukung Inflasi Rendah hingga Membaiknya Perekonomian

|Baca juga: Bos BI Kembali Minta Industri Perbankan Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat

Dalam kesempatan itu, Ina menitipkan dua bekal utama bagi para wisudawan dan wisudawati. Pertama, integritas sebagai mata uang tertinggi dalam bisnis asuransi dan manajemen risiko yang berbasis kepercayaan.

“Sepintar apa pun Anda menganalisis data, jika integritas anda cacat, karier anda akan tamat. Jaga kode etik profesi sebagai bentuk profesionalisme Anda di dunia kerja,” ujarnya.

Bekal kedua adalah kemampuan beradaptasi dengan teknologi. Ina mengingatkan pemanfaatan big data dan artificial intelligence (AI) telah mengubah wajah industri asuransi. Karena itu, lulusan STIMRA diminta terus memperbarui pengetahuan dan tidak pernah merasa cukup agar tidak tertinggal dengan efisiensi algoritma.

Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Yulius Bhayangkara menyebut kehadiran talenta-talenta baru STIMRA sebagai kekuatan penting bagi industri asuransi nasional. Ia menekankan industri membutuhkan sumber daya manusia berkualitas agar dapat berkontribusi lebih besar terhadap pembangunan Indonesia melalui pengelolaan risiko yang berkelanjutan.

“Kita harus punya kemampuan dan punya integritas. Jadi sekali lagi, Bapak dan Ibu (lulusan STIMRA) dibutuhkan di Indonesia. Kita ini industri yang dibutuhkan, sehingga Indonesia bisa maju,” pungkas Yulius.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Sesi I Menguat Tipis ke Level 8.678,30
Next Post 3 Bekal dari OJK untuk Para Lulusan STIMRA

Member Login

or