Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Technavio menyebutkan pasar asuransi Jepang diproyeksikan tumbuh hingga US$46,7 miliar antara 2024 hingga 2029. Kondisi itu dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar tiga persen.
Dilansir dari Insurance Asia, Selasa, 4 Maret 2025, populasi Jepang yang mayoritas kian menua menyebabkan peningkatan permintaan akan perawatan jangka panjang dan asuransi kesehatan. Pada 2023, lebih dari 30 persen populasi berusia 65 tahun ke atas, yang berkontribusi pada penetrasi asuransi jiwa yang tinggi dan terhitung hampir 90 persen populasi memiliki polis.
|Baca juga: Prudential Syariah Berpartisipasi dalam Insurance Forum 2025
|Baca juga: Laba TUGU Naik 363% di Januari 2025
Selain itu, banyak perusahaan menawarkan asuransi jiwa sebagai tunjangan untuk karyawan. Pasar ini mencakup sektor asuransi jiwa dan nonjiwa, mencakup risiko kematian, kendaraan bermotor, properti, dan asuransi kesehatan.
Hal ini memunculkan banyak Inisiatif untuk mempromosikan asuransi melalui platform digital, salah satunya LIC Bank Dunia yang mempromosikan loker digital untuk akses polis lebih mudah, sementara IoT dan InsurTech memperkenalkan solusi baru untuk biaya medis, asuransi perjalanan, dan keadaan darurat gigi.
|Baca juga: Jasindo Hadirkan Proteksi Mudik Lebaran untuk Perjalanan Lebih Aman
|Baca juga: Komisaris Independen Link Net Mengundurkan Diri
Namun, transformasi digital juga memunculkan ketakutan karena meningkatnya risiko kejahatan siber. Risiko yang biasa terjadi ialah peretasan, gangguan perangkat lunak, dan pelanggaran data yang menimbulkan ancaman terhadap informasi klien dan bersifat sensitif.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News