1
1

Pasar Asuransi Kendaraan Bermotor di Asia Pasifik Diramal Tembus US$301,7 Miliar

Indonesia International Motor Show (IIMS 2025) resmi dibuka pada Kamis, 13 Februari 2025. Sejumlah warga mulai berdatangan untuk menyaksikan pameran kendaraan. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Industri asuransi kendaraan bermotor di kawasan Asia Pasifik (APAC) diproyeksikan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 5,6% dari sekitar US$229,2 miliar pada tahun 2024 menjadi US$301,7 miliar pada tahun 2029, dalam hal premi tertulis.

Laporan Pasar Asuransi Kendaraan Bermotor Global dari GlobalData mengungkapkan bahwa Tiongkok, Jepang, Australia, Korea Selatan, dan India adalah pasar utama dalam industri asuransi kendaraan bermotor APAC, yang secara kolektif menyumbang 92% dari premi tertulis industri di kawasan tersebut pada tahun 2024.

Industri ini diperkirakan tumbuh sebesar 5,6% pada tahun 2025 didorong oleh peningkatan penjualan kendaraan bermotor termasuk kendaraan listrik (EV), subsidi pemerintah dan kebijakan pengurangan karbon dioksida, perubahan regulasi, peningkatan tarif asuransi kendaraan bermotor, dan kemajuan teknologi.

Swarup Kumar Sahoo, Analis Asuransi Senior di GlobalData, mengatakan pasar asuransi kendaraan bermotor APAC tengah mengalami transformasi, didorong oleh maraknya kendaraan listrik dan perubahan regulasi. Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran demografi di kawasan ini juga memainkan peran penting dalam membentuk dinamika pasar. Misalnya, lonjakan penjualan kendaraan pasca-COVID-19 telah meningkatkan penjualan polis kendaraan bermotor.

“Selain itu, meningkatnya adopsi AI dan digitalisasi dalam industri asuransi meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi operasional, sehingga membuka jalan bagi pertumbuhan di masa mendatang,” katanya dalam riset dikutip, Minggu, 9 Maret 2025.

Perusahaan asuransi tengah mengembangkan polis baru untuk menanggung kendaraan listrik, yang disertai serangkaian risiko baru, karena penjualan kendaraan listrik meningkat signifikan pada tahun 2023-2024 dan pertumbuhan lebih lanjut diantisipasi pada tahun 2025 dan seterusnya.

 

Kendaraan Listrik

Badan regulasi di Taiwan, Singapura, dan Tiongkok tengah merumuskan regulasi asuransi khusus untuk produk terkait kendaraan listrik, guna memastikan bahwa pasar beradaptasi dengan lanskap yang terus berkembang. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan subsidi pemerintah dan kebijakan pengurangan karbon yang semakin meningkatkan penjualan kendaraan listrik dan, akibatnya, permintaan asuransi kendaraan bermotor.

Langkah strategis produsen kendaraan untuk mengakuisisi perusahaan asuransi juga akan berkontribusi pada pertumbuhan tersebut. Pada bulan Mei 2024, BYD, produsen mobil listrik, menerima persetujuan regulasi untuk penawaran asuransi tanggung gugat kendaraan bermotor barunya setelah mengakuisisi perusahaan asuransi di Tiongkok.

Tren ini menyoroti meningkatnya integrasi produsen kendaraan dan penyedia asuransi untuk menawarkan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen dan memperluas jangkauan pasar. Meningkatnya kendaraan energi baru (NEV) di Tiongkok, yang mencakup sepertiga dari penjualan pada tahun 2023, menggarisbawahi potensi pertumbuhan lebih lanjut di sektor asuransi kendaraan bermotor.

Sahoo menambahkan penerapan AI dan digitalisasi juga membentuk kembali lanskap asuransi kendaraan bermotor di APAC. Perusahaan asuransi memanfaatkan sejumlah besar data untuk mengembangkan kurva risiko dan model harga untuk NEV, meningkatkan kemampuan mereka untuk menawarkan produk yang kompetitif dan disesuaikan.

“Namun, pasar tetap diatur dengan ketat, dengan kendala pada kenaikan premi yang menimbulkan tantangan bagi perusahaan asuransi. Terlepas dari rintangan ini, fokus pada ketelitian penjaminan emisi dan kenaikan tarif yang moderat diharapkan dapat mempertahankan profitabilitas dan mendorong pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.”

Polis asuransi kendaraan bermotor Bayar Sesuai Pemakaian (PAYD) semakin populer di pasar APAC seperti Korea Selatan, Singapura, Malaysia, dan India. Karena manfaat utama dari polis tersebut adalah tarif premi yang lebih rendah berdasarkan perilaku berkendara yang baik, jarak tempuh, dan pola berkendara, penerapan dan popularitasnya yang lebih luas akan mengimbangi kenaikan premi dalam jangka pendek, yang berdampak pada kinerja industri.

Sahoo menyimpulkan peningkatan penerapan kendaraan listrik, polis bayar sesuai pemakaian, kemajuan regulasi, dan inovasi teknologi akan mengubah lanskap pasar. Karena negara-negara seperti Indonesia berencana untuk mewajibkan asuransi tanggung jawab pihak ketiga kendaraan bermotor dan Malaysia menargetkan pangsa pasar kendaraan listrik yang signifikan pada tahun 2030, pasar asuransi kendaraan bermotor di APAC siap untuk pertumbuhan yang substansial.

“Perusahaan asuransi harus terus beradaptasi dengan perubahan ini, memanfaatkan teknologi dan kemitraan strategis untuk memanfaatkan peluang yang muncul dan memastikan keberhasilan yang berkelanjutan.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Tegaskan Peringkat Freeport Indonesia BBB dengan Outlook Stabil
Next Post #Kabur Aja Dulu, Sekadar Tren atau Indikasi Niat?

Member Login

or