Media Asuransi, GLOBAL – Kawasan Asia Tenggara (SEA) saat ini tercatat berada di peringkat kesembilan pada pendanaan startup teknologi di semester I/2024. Hal itu dengan sektor teknologi kesehatan (healthtech), teknologi pendidikan (edtech), dan teknologi blockchain memimpin.
Namun, sektor teknologi asuransi (insurtech) juga mencatat pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh transformasi digital yang terus berkembang dan semakin terintegrasinya pembayaran digital dalam solusi fintech.
|Baca juga: KPK Langsung Tahan 2 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi di Jasindo
Mengutip Insurance Asia, Senin, 2 September 2024, laporan Tracxn menyebutkan secara regional yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam, dan Filipina menjadi pemimpin dalam hal pendanaan tersebut.
Pada 2023, pendanaan untuk insurtech di Asia Tenggara mencapai US$492 juta, dengan Bolltech mengumpulkan US$246 juta dalam dua putaran pendanaan, yang mewakili setengah dari total pendanaan tahun itu.
Hingga saat ini, sektor insurtech telah berhasil mengumpulkan US$1,8 miliar, dengan 80 persen dari jumlah tersebut —US$1,47 miliar— dihimpun dalam lima tahun terakhir. Ini mencerminkan tren peningkatan investasi yang kuat, menandakan minat yang semakin besar pada solusi asuransi yang inovatif.
Startup insurtech
Startup di bidang insurtech biasanya membutuhkan waktu sekitar dua tahun enam bulan untuk mendapatkan pendanaan awal.
Sub-sektor yang paling banyak didanai termasuk Platform Asuransi Berbasis Internet, Teknologi Informasi Asuransi, dan Asuransi untuk Pekerja, dengan Platform Asuransi Berbasis Internet menunjukkan peningkatan pendanaan yang paling signifikan sejak 2021. Pemain utama dalam pertumbuhan ini termasuk Bolttech, Singlife, dan Qoala.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News