1
1

Penyakit Katastropik di Indonesia Melonjak, Asuransi Kesehatan Wajib Lakukan Penyesuaian!

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Indonesia Financial Group (IFG) Progress mengungkapkan saat ini Indonesia sedang menghadapi lonjakan jumlah kasus penyakit katastropik seperti kanker, jantung, stroke, hemofilia, talasemia, leukimia, dan sirosis hati.

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh IFG Progress, kenaikan jumlah kasus penyakit katastropik akan berdampak langsung kepada peningkatan pengeluaran kesehatan. Penyakit-penyakit umum seperti stroke, jantung, tuberculosis, dan liver membutuhkan biaya yang sangat besar, baik untuk perawatan jangka panjang maupun pengobatan intensif.

|Baca juga: Asuransi Kecelakaan dan Kesehatan RI Diramal Meroket 13,4% hingga 2029, Apa Pendorongnya?

|Baca juga: Klaim Asuransi Kesehatan Tinggi, IFG Progress: Tidak Sehat bagi Industri!

Senior Research Associate IFG Progress Ibrahim Kholilul Rohman menjelaskan masyarakat dengan penyakit katastropik akan memiliki tambahan biaya kesehatan yang cukup besar. Hal ini bisa menjadi bentuk penyesuaian yang dilakukan oleh perusahaan asuransi untuk meng-capture critical illness pada kondisi inflasi asuransi kesehatan saat ini.

“Ini mungkin adjustment yang bisa dilakukan dari perusahaan asuransi untuk meng-capture critical illness, yang saat ini mungkin semuanya dibebankan tanpa adanya adjustment pada pricing premi yang lebih menekan tingginya potensial ke depan,” ungkap Ibrahim, saat webinar ‘Win-win Solution di Kala Inflasi Medis Menanjak‘, Selasa, 6 Mei 2025.

Selain itu, IFG juga melakukan analisis pembagian penyakit katastropik berdasarkan wilayah, status ekonomi, kelompok usia, dan jenis kelamin. Berdasarkan wilayah, penyakit katastropik lebih dominan di sisi perkotaan, karena gaya hidup, polusi, dan tekanan pekerjaan.

Berdasarkan status ekonomi, katastropik melanda semua lapisan masyarakat, tetapi lebih pro terhadap orang yang memiliki tekanan pekerjaan dan lainnya. Sementara itu, berdasarkan kelompok usia, penyakit katastropik ini akan melanda kebanyak usia tua.

|Baca juga: SEOJK Penguatan Ekosistem Asuransi Kesehatan Siap Meluncur, AAUI Minta Industri Asuransi Berbenah

|Baca juga: AAUI Canangkan Penyusunan Clinical Pathway Nasional untuk Tekan Klaim Asuransi Kesehatan

Terakhir, berdasarkan jenis kelamin, penyakit katastropik yakni pria akan lebih pro terhadap stroke dan perempuan akan lebih pro terhadap kanker. Lebih lanjut, Ibrahim melanjutkan, walaupun terdapat pro dan kontra pada tantangan ke depan, namun semua entitas harus terus melakukan antisipasi.

Ia menekankan mitigasi biaya terhadap asuransi kesehatan harus dilakukan. Jika tidak maka hal ini akan menjadi kerentanan masyarakat Indonesia untuk masuk ke dalam jurang kemiskinan. “Tentu, ini membutuhkan kerja sama lintas stakeholders dalam asuransi kesehatan, baik pemerintah, rumah sakit, penyedia alat, maupun farmasi dan masyarakat,” tutup Ibrahim.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Allianz dan SafetyCulture Care Perpanjang Kerja Sama
Next Post Dibantu BCA Bantu Revitalisasi, Produksi Petani Kopi Cikoneng Bogor Naik 350%
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or