Media Asuransi, JAKARTA – Angkatan kerja di Indonesia tercatat cukup tinggi. Menurut proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2025 sebanyak 52,4 persen dari total 278 juta penduduk Indonesia telah memiliki pekerjaan. Sayangnya, kurang dari 20 persen pekerja Indonesia dilindungi manfaat pensiun, baik yang melalui BPJS Ketenagakerjaan maupun dari perusahaan swasta yang disebut DPLK atau DPPK.
Fakta ini cukup rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga sekawasan seperti Singapura yang mencapai 100 persen, Malaysia di atas 65 persen, Thailand di atas 40 persen, atau Vietnam yang berada di sekitar 35 persen.
Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Freddy Tedja, menyampaikan fFakta lain yang tak kalah pelik, yakni bahwa di antara mereka yang sudah memiliki manfaat pensiun, ternyata income replacement rate atau penghasilan pensiun yang akan didapatkan dari manfaat pensiun yang sedang dirintis saat ini hanya mencapai 10-15 persen. Nilainya jauh dari standar layak yang ditetapkan International Labour Organization (ILO) di angka 40 persen dari pendapatan saat ini.
|Baca juga: Persiapkan Dana Pensiun Sejak Awal Bekerja
“Artinya pekerja yang menerima gaji Rp5 juta per bulan saat ini, saat pensiun nanti hanya mampu menghasilkan Rp500 sampai Rp750 ribu per bulan,” ungkap Freddy dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis, 24 Juli 2025.
Menurut dia, masa pensiun bisa jadi menjadi masa yang sulit jika persiapannya tak mumpuni. Di sisi lain, persiapan pensiun yang matang pun harus dibarengi dengan pengelolaan uang pensiun yang tepat, agar pemenuhan kebutuhan selama pensiun tetap terpenuhi. Lalu bagaimana mengelola uang pensiun?
Kuncinya adalah Stabilitas
Hidup di masa pensiun dan di masa produktif tentu berbeda. Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah menurunnya kapasitas menghadapi risiko fluktuasi pendapatan. Saat masih produktif ketidakstabilan pendapatan bisa diatasi dengan beragam solusi, namun di saat pensiun opsinya menjadi lebih terbatas.
Freddy berpendapat bahwa income dalam jumlah stabil dan lebih pasti harus menjadi andalan para pensiunan, bukan mengandalkan income yang mengandung banyak pertaruhan seperti bisnis atau instrumen-instrumen fluktuatif.
|Baca juga:Dana Pensiun Jadi Penolong Pekerja di Tengah Gelombang PHK
Dia juga menambahkan bahwa pendapatan pensiun yang stabil sangat penting untuk menjamin keamanan finansial dan ketenangan diri di masa tua. Setelah tidak lagi bekerja, seseorang tidak lagi menerima income rutin, sementara kebutuhan sehari-hari seperti makanan, tempat tinggal, layanan kesehatan, dan tagihan tetap harus dipenuhi.
Tanpa sumber pendapatan yang dapat diandalkan, para pensiunan bisa kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, yang berpotensi menyebabkan stres finansial dan penurunan kualitas hidup.
Pendapatan yang konsisten memungkinkan pensiunan untuk mempertahankan gaya hidup mereka dan merencanakan pengeluaran dengan lebih percaya diri karena mereka tahu kebutuhan mereka akan tetap terpenuhi.
Selain itu, pendapatan yang stabil di masa pensiun mendukung perencanaan keuangan jangka panjang dan menjaga kemandirian. Hal ini mengurangi ketergantungan pada anggota keluarga atau bantuan sosial, sehingga martabat dan otonomi tetap terjaga.
|Baca juga: Setop Belanja Barang Ini Saat Pensiun
Dengan harapan hidup yang semakin panjang, banyak pensiunan yang punya peluang hidup hingga 20 tahun atau lebih setelah berhenti bekerja, sehingga sangat penting memiliki pendapatan yang berkelanjutan serta mampu beradaptasi dengan inflasi.
“Baik melalui tabungan, deposito, maupun hasil investasi, pendapatan yang stabil memastikan bahwa masa tua dapat dijalani dengan aman dan bebas dari kekhawatiran,” jelas Freddy.
Gandeng Profesional untuk Pengelolaan yang Tepat
Freddy mengingatkan pentingnya menghasilkan income rutin per bulan, membuat pensiunan tak boleh salah langkah dalam mengelola bekal pensiunnya. Menurutnya, opsi bergandengan dengan para profesional di bidangnya seperti Manajer Investasi (MI) dapat dipertimbangkan.
|Baca juga:Dana Pensiun Harus Sesuaikan Pilihan Investasi dengan Durasi Masa Kerja Peserta
MI memiliki pengalaman serta lisensi-lisensi yang dibutuhkan untuk mengelola dana masyarakat. Salah satu produknya seperti reksa dana mempersembahkan racikan puluhan saham dan obligasi dengan risiko yang dikendalikan secara terus menerus.
Menurutnya saat ini sudah ada produk reksa dana yang dilengkapi fitur Pembagian Hasil Investasi atau dividen sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan income rutin per bulan para pensiunan. “Bahkan Reksa Dana Manulife melakukan inovasi dengan menawarkan produk reksa dana dengan fitur dividen terprediksi, yang membayarkan dividen dalam jumlah tetap secara reguler,” kata Freddy.
Dia tegaskan, dengan meningkatnya harapan hidup dan tantangan ekonomi di masa depan, akan sangat ideal jika program pensiun dari pemerintah dan pemberi kerja dilengkapi dengan rencana pensiun pribadi yang sudah direncanakan sedini mungkin. “Melalui kombinasi program pensiun di atas disertai instrumen investasi yang tepat, seperti reksa dana dengan distribusi pendapatan, peluang membangun fondasi keuangan yang lebih kuat untuk hari esok sangat terbuka,” tuturnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News