Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan asuransi di China diperkirakan menghadapi tantangan operasional yang semakin besar. Hal itu seiring dengan upaya mereka memperketat sistem pengendalian risiko akibat penurunan tingkat pengembalian investasi.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Senin, 30 September 2024, menurut laporan dari S&P Global Ratings, kondisi ini memaksa perusahaan asuransi, terutama di sektor properti dan kecelakaan (P&C), untuk beradaptasi dengan tekanan operasional yang meningkat.
Margin penjaminan sektor asuransi P&C diperkirakan semakin menyusut, karena perusahaan asuransi mengambil langkah-langkah tambahan untuk menyediakan perlindungan bencana yang lebih besar, sesuai dengan tuntutan pemerintah dalam memperkuat keamanan nasional.
|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?
|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Berencana Kibarkan ‘Bendera Putih’, Ini Kata OJK!
Di sisi lain, perusahaan asuransi jiwa juga diproyeksikan mengalami perlambatan pertumbuhan, karena mereka mulai beralih ke kebijakan pengembalian mengambang. Langkah ini diambil guna mengurangi ketidakcocokan antara aset dan kewajiban perusahaan yang semakin menjadi perhatian di tengah perubahan kondisi pasar.
Lebih lanjut, kolaborasi yang lebih erat antara perusahaan asuransi dan pemerintah diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi penguatan jaring pengaman sosial di Tiongkok. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui perluasan produk asuransi inklusif yang ditujukan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat.
|Baca juga: 2 Faktor Ini Jadi Pemantik Sektor Asuransi dan Pensiun Tumbuh 6,2%
|Baca juga: Bidik Jadi KPPE 2, Asei Siap Tingkatkan Kapasitas Permodalan Menuju 2028
Di tengah tekanan ekonomi global, langkah-langkah pengendalian risiko dan perubahan strategi kebijakan ini dinilai penting untuk menjaga stabilitas sektor asuransi di China, meskipun tantangan dari segi pengembalian investasi masih akan terus membayangi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News