Media Asuransi, GLOBAL – Fitch Rating mengungkapkan perusahaan-perusahaan asuransi jiwa besar di Jepang kemungkinan terus melakukan akuisisi di luar negeri atau transaksi non asuransi di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh potensi pertumbuhan produk proteksi yang berkurang dalam selama 10 tahun mendatang, mengingat menurunnya jumlah penduduk Jepang.
Melansir Insurance Asia, Selasa, 17 Juni 2025, selain itu perusahaan asuransi diperkirakan terus mengeluarkan modal hibrida untuk menjaga kualitas kredit selama aktivitas M&A lintas batas atau periode volatilitas pasar.
|Baca juga: Cetak Cuan di 2024, Paramita Bangun Sarana (PBSA) Tebar Dividen Tunai Rp165 Miliar
|Baca juga: SEOJK 7/2025 Wajibkan Bentuk MAB, AAUI: Saat Ini Hanya Sebagian yang Siap Memenuhi!
Di sisi lain, Fitch menambahkan, kecukupan modal perusahaan asuransi jiwa Jepang diperkirakan tetap cukup untuk mendukung peringkat saat ini, didorong oleh akumulasi modal inti yang konsisten dan penerbitan modal hibrida yang sedang berlangsung.
Fitch mencatat fluktuasi imbal hasil obligasi pemerintah diperkirakan tidak akan memiliki dampak langsung yang signifikan karena standar akuntansi Jepang yang menilai obligasi dan kewajiban dalam mata uang yen pada biaya perolehan diamortisasi.
Dampaknya, kenaikan imbal hasil obligasi yen diproyeksikan terbatas yakni karena nilai kewajiban asuransi diperkirakan turun lebih cepat daripada nilai obligasi dalam skenario tersebut.
|Baca juga: Klaim Asuransi Umum Naik 4,8%, Ada Lini Bisnis yang Pertumbuhan Klaimnya Double Digit
|Baca juga: AAUI Sebut Skema Co-Payment Bisa Tekan Klaim Asuransi, tapi Perlu Perbaikan Ekosistem
Tingkat penyerahan dan lapse untuk produk asuransi jiwa tradisional tetap tidak berubah pada empat persen pada tahun fiskal 2024 dan 2025, yang mengindikasikan stabilitas meskipun ada peningkatan imbal hasil obligasi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News