Media Asuransi, GLOBAL – Swiss Re memproyeksikan premi asuransi jiwa global akan tumbuh tiga persen per tahun pada 2025 dan 2026. Angka ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan dekade terakhir, seperti disampaikan dalam laporan sigma terbaru bertajuk ‘Growth in the Shadow of (Geo-)Politics‘.
Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ini antara lain peningkatan upah riil, suku bunga tinggi, populasi yang menua, dan kelas menengah yang terus berkembang di pasar negara berkembang.
|Baca juga: Prudential Syariah Beberkan Tantangan dan Solusi Asuransi Syariah di 2025, Simak!
|Baca juga: Prudential Syariah Berpartisipasi dalam Indonesia Economy & Financial Outlook 2025
“Suku bunga yang lebih tinggi dan pensiunnya generasi baby boomers kembali menghidupkan pasar asuransi tabungan,” ujar CEO Life & Health Reinsurance Swiss Re Paul Murray, dikutip dari Insurance Asia, Kamis, 21 November 2024.
Premi asuransi jiwa global diperkirakan meningkat dari US$3,1 triliun pada 2024 menjadi US$4,8 triliun pada 2035. Permintaan produk tabungan diprediksi meningkat tajam, khususnya di Amerika Serikat dan China.
Di Amerika Serikat, penjualan anuitas individu diperkirakan melampaui US$400 miliar pada 2024, jauh di atas rata-rata 10 tahun terakhir sebesar US$234 miliar. Sementara di China, penurunan suku bunga yang dijamin telah mendorong penjualan produk tabungan jangka panjang.
“Penjualan unit-linked insurance juga terus meningkat di Eropa, terutama di Italia dan Prancis. Tren ini kemungkinan akan meluas ke Amerika Serikat dan pasar lainnya seiring penurunan suku bunga bank sentral,” tambah laporan tersebut.
|Baca juga: Pinago Utama (PNGO) Kantongi Kredit Investasi Rp170 Miliar dari Bank Mandiri
|Baca juga: MD Entertainment (FILM) Beri Jaminan Pinjaman Rp28,5 Miliar kepada NETV
Sementara itu, ekonomi China diperkirakan melambat dengan pertumbuhan PDB sebesar 4,6 persen pada 2025 dan 4,1 persen pada 2026. Meskipun ada langkah-langkah stimulus, namun tantangan struktural masih menjadi hambatan jangka panjang.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News