1
1

Sebagian UMKM di Singapura Abaikan Asuransi Siber, Alasannya Mencengangkan!

Ilustrasi. | Foto: Insurance Asia/MR SOCCER from Shutterstock

Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Singapore SME Survey yang dirilis oleh QBE Insurance mengungkapkan kesadaran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Singapura terhadap risiko siber semakin meningkat. Namun, mayoritas masih enggan membeli asuransi siber dengan tingkat kepemilikan polis asuransi siber turun dari 38 persen menjadi 36 persen pada 2025.

Laporan tersebut juga menunjukkan penurunan pemahaman UMKM terhadap risiko siber, dengan di antaranya 40 persen yang mengaku sepenuhnya memahami ancaman ini. Angka itu turun dari 47 persen pada tahun sebelumnya. Sementara jumlah perusahaan yang mengalami insiden siber naik tipis dari 25 persen menjadi 27 persen.

|Baca juga: Reshuffle Kabinet, Berikut Daftar Lengkap Menteri dan Pejabat Negara Baru yang Dilantik Prabowo

|Baca juga: Profil Brian Yuliarto, Guru Besar ITB yang Jadi Mendiktisaintek Baru Kabinet Prabowo

Mengutip Insurance Asia, Kamis, 20 Februari 2025, dari UMKM yang belum memiliki perlindungan asuransi siber, sebanyak 51 persen mempertimbangkan untuk membeli polis, sementara 15 persen menolaknya dengan alasan biaya tinggi, tidak memiliki data yang perlu dilindungi, serta dampak serangan siber yang dianggap rendah.

Kepala Underwriting, Retail, & SME QBE Singapore Shun Quan Goh mengakui masih adanya keraguan di kalangan pelaku usaha, tetapi menekankan pentingnya alat mitigasi risiko. Menurutnya, ketergantungan bisnis terhadap teknologi yang semakin tinggi menjadikan asuransi siber sebagai perlindungan penting, meskipun UMKM tetap fokus pada pengendalian biaya.

Di samping itu, dalam hal preferensi pembelian asuransi, penggunaan agen meningkat menjadi 29 persen, sementara penggunaan broker dan bank menurun. Pembelian asuransi secara langsung melalui kanal daring naik menjadi 22 persen, sedangkan penggunaan agregator turun menjadi 13 persen.

|Baca juga: Profil Indra Widjaja, Petinggi Sinarmas yang Terseret Pusaran Korupsi Taspen

|Baca juga: Industri Asuransi Berduka, Komisaris IFG Life Yasril Y Rasyid Meninggal Dunia

Survei juga menemukan 73 persen UMKM lebih memilih paket asuransi yang disesuaikan dengan berbagai risiko bisnis ketimbang membeli polis secara terpisah. CEO QBE Singapore Ronak Shah menambahkan bisnis masih mengandalkan pendekatan omnichannel, mengombinasikan interaksi manusia dengan akses digital.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kredit Perbankan Tumbuh 10,27% per Januari 2025
Next Post Rupiah Melemah 1,06% Ytd

Member Login

or