1
1

S&P: Perubahan Iklim Ubah Manajemen Risiko Perusahaan Asuransi

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Berkembangnya risiko bencana alam  yang didorong oleh perubahan iklim mengubah cara perusahaan asuransi mengelola dan menilai eksposur mereka. Hal ini diungkapkan berdasarkan laporan terbaru dari S&P Global Market Intelligence.

Dikutip dari insuranceasia, Kamis, 21 November 2024 menyebutkan bahwa temuan yang merupakan bagian dari “Big Picture 2025 Outlook Report Series” ini menyoroti dampak yang semakin besar dari risiko sekunder – seperti banjir, kebakaran, dan badai besar – terhadap stabilitas keuangan industri asuransi.

|Baca juga: Perubahan Iklim Jadi Tantangan Besar untuk Industri Reasuransi

Bahaya sekunder telah menyebabkan kerugian yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan industri reasuransi gagal mendapatkan biaya modal dalam lima dari enam tahun antara 2017 dan 2022.

Kejadian-kejadian berukuran sedang ini, dikombinasikan dengan badai yang mempengaruhi daerah-daerah yang sebelumnya berisiko rendah, telah mendorong perusahaan asuransi untuk meningkatkan retensi risiko mereka dan membayar lebih banyak untuk pertanggungan reasuransi.

|Baca juga: Perubahan Iklim Bikin ‘Kantong Jebol’, Perusahaan Reasuransi Makin Hati-hati!

Salah satu contohnya adalah Badai Helene, yang menyebabkan kerusakan parah di Pegunungan Appalachian di North Carolina, wilayah yang biasanya tidak terlalu terpengaruh oleh badai. Sebagian besar kerugian ekonomi dari badai tersebut masih belum diasuransikan, karena polis asuransi di Amerika Serikat sering kali mengecualikan banjir.

“Dengan perubahan iklim yang diperkirakan akan meningkatkan tingkat keparahan dan frekuensi bencana alam, memahami lingkungan risiko yang berubah ini sangat penting. Perusahaan asuransi telah menabuh genderang tentang berbagai risiko perubahan iklim selama bertahun-tahun sehingga fokus mereka saat ini pada cuaca ekstrem harus menjadi perhatian lintas industri,” kata penulis utama laporan tersebut di S&P Global Market Intelligence Raymond Barrett.

Menurutnya, perusahaan asuransi Eropa juga menghadapi kerugian yang signifikan pada 2024 karena banjir besar di Eropa Tengah dan Timur. S&P Global Sustainable1 memperkirakan bahwa sebagian wilayah Jerman Utara akan menghadapi risiko banjir yang lebih tinggi tahun 2050-an.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kinerja Neraca Labuan Reinsurance Tetap Solid, Ternyata Ini Strateginya!
Next Post Prediabetes Bisa Jadi Diabetes, Banyak Ruginya Jika Anda Tak Punya Asuransi Kesehatan

Member Login

or