Media Asuransi, GLOBAL – S&P Global Ratings memperingatkan volatilitas perdagangan global dapat memberi tekanan besar terhadap portofolio investasi sektor reasuransi. Meski demikian, industri reasuransi global masih dianggap stabil, bahkan setelah dihantam berbagai bencana alam dan ketegangan geopolitik pada awal 2025.
Merujuk Insurance Asia, Selasa, 15 April 2025, disebutkan industri ini tetap menunjukkan performa operasional yang kuat serta kecukupan modal yang solid.
Reasuransi global sempat terpukul oleh gejolak pasar investasi akibat tarif baru dari Amerika Serikat dan langkah balasan dari negara lain, namun strategi investasi konservatif yang diterapkan pelaku reasuransi mampu membatasi eksposur terhadap risiko besar.
|Baca juga: Astra Life Bayar Klaim Senilai Rp7,9 Miliar
|Baca juga: SE OJK tentang Asuransi Kesehatan akan Diterbitkan pada Mei 2025
Skenario stres menunjukkan jika pasar saham anjlok hingga 15 persen, 25 persen, atau 35 persen, maka kerugian modal diperkirakan mencapai US$4,7 miliar, US$7,8 miliar, dan US$11 miliar secara berurutan. Meski demikian, sektor ini diprediksi tetap bertahan dengan tingkat kepercayaan 99,99 persen berkat cadangan modal sebesar US$21,5 miliar per akhir 2023.
Sektor ini juga terkena dampak signifikan dari kebakaran hutan besar di California pada Januari lalu, yang diperkirakan menyebabkan kerugian yang diasuransikan mencapai US$40 miliar hingga US$50 miliar.
Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen hingga 85 persen berasal dari lini asuransi personal, dan 19 perusahaan reasuransi global teratas diperkirakan menanggung sekitar 20 persen dari total klaim tersebut. Meski awal tahun sempat terguncang, namun sektor reasuransi tetap masuk 2025 dalam kondisi kuat.
|Baca juga: Menuju Perang Dingin 2.0 dan Kekalahan Amerika Serikat?
|Baca juga: Pasar Modal Belum Bergairah, Perusahaan Asuransi Jiwa Bisa Alihkan Investasi ke SBN dan Sukuk!
Hal ini ditopang hasil underwriting yang solid di lini jangka pendek, pemulihan aset pendapatan tetap, serta pertumbuhan laba 2023 dan 2024 yang melampaui biaya modal. Namun, tekanan masih membayangi, terutama dari cadangan klaim sektor asuransi casualty di AS yang terpengaruh inflasi dan naiknya biaya litigasi.
S&P mempertahankan outlook stabil untuk industri reasuransi global, meski memperingatkan ketidakpastian ekonomi makro dan konflik perdagangan yang berkepanjangan bisa mengganggu pertumbuhan premi dan kinerja investasi dalam jangka panjang.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News