1
1

STMA Trisakti Gelar HRD Gathering ke-17

STMA Trisakti Menggelar Acara HR Gathering ke-17 dengan Pembicara dari Ketua Umum APPARINDO, Yulius Bhayangkara dan Kepala Departemen AAJI, Eben Eser Nainggolan. | Foto: Fajrul Falaah

Media Asuransi, JAKARTA – Sekolah Tinggi Manjemen Asuransi (STMA) Trisakti menggelar acara HRD Gathering yang ke-17 di Jakarta Timur pada Kamis, 16 Februari 2023. Acara kali ini bertema “Strategi Human Capital Perasuransian dalam Menghadapi Resesi Ekonomi”.

Ketua STMA Trisakti, Antonius Anton Lie, mengatakan bahwa tujuan STMA Trisakti saat ini adalah ingin mendorong industri asuransi agar lebih maju, sehingga dengan diadakannya acara ini diharapkan agar para pelaku industri asuransi dapat mendukung program-program tersebut.

“Supaya perusahaan saling mengerti apa yang kita kembangkan, tujuan kami (STMA Trisakti) itu membangun industri (asuransi), kita akan ada di depan membangun industri,” katanya.

Anton Lie menjelaskan bahwa institusi pendidikan khususnya di bidang asuransi menjadi garda terdepan dalam menciptakan industri perasuransian yang baik, yang di dalam institusi pendidikan asuransi nantinya akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu menciptakan  industri perasuransian yang jauh lebih baik.

|Baca juga: Tingkatkan SDM Asuransi Berkualitas, STMA Trisakti Genjot Literasi Asuransi ke 103 Sekolah

Sementara itu, pembicara seminar pertama, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APPARINDO), Yulius Bhayangkara, mengatakan bahwa SDM adalah sebuah subsistem yang digunakan untuk membangun sebuah perusahaan. “Apa tujuan dari pengembangan human resources itu? Ya mengembangkan (SDM). Pada dasarnya sumber daya manusia adalah bagian dari pencapaian tujuan perusahaan” katanya saat menjadi pembicara dalam acara tersebut.

Yulius juga membagikan beberapa strategi perusahaannya yang bergerak dalam industri pialang asuransi dalam menghadapi ancaman resesi kepada para peserta seminar. Strategi yang pertama adalah melakukan strategi biaya atau cost strategy. Dengan cara memfokuskan perusahaannya pada biaya yang efisiensi dan efektifitasnya paling tinggi. “Intinya kita mencapai efisiensi dari cost” terangnya.

Kedua, strategi harga. Perusahaan mencari harga yang lebih ekonomis supaya pembeli polis memiliki ketertarikan. Hal ini diakibatkan karena dalam analisanya, dampak dari resesi ini akan berpengaruh pada pelemahan daya beli polis.

Ketiga, perusahaan akan mencari produk yang sesuai untuk dibeli. “Kita harus atur strategi, produk (asuransi) harus diatur, supaya yang paling tepat dan paling sesuai dengan kebutuhan,” imbuhnya.

Selain itu, menurut Yulius, strategi yang harus dilakukan SDM dalam perusahaan adalah dengan cara bagaimana seorang SDM mampu meningkatkan efisiensi. “Pastikan bahwa strategi bapak ibu (peserta seminar) adalah strategi yang meningkatkan efisiensi,” tegasnya.

|Baca juga: 10 Tokoh Perasuransian Raih Penghargaan dari STMA Trisakti

Pembicara lainnya, yakni Kepala Departemen SDM Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Eben Eser Nainggolan, mengatakan bahwa Departemen SDM AAJI juga baru saja mengadakan HR Forum. Forum tersebut membahas tentang review perusahaan terhadap peralihan sistem kerja dari pandemi ke pasca pandemi. Dari forum tersebut Eben menemukan jawaban di mana IT merupakan salah satu peran penting dalam proses pengembangan SDM pada masa pandemi.

“Di HR forum kemarin, kita mengundang banyak pembicara, ada yang berkiatan dengan metavers, analytic—IT sangat berperan dalam pengembangan SDM,” jelasnya.

Selain itu terdapat 3 hasil yang didapatkan dari forum diskusi tersebut, pertama, membentuk dan mengembangkan SDM untuk terus berinovasi dan beradaptasi. “Ini penting sekali, kecepatan kita melakukan inovasi dan adaptasi ternyata itu adalah kunci bagi semua sektor yang ada di dalam perusahaan” ujar Eben.

Kedua, perlunya sistem digitalisasi di dalam sebuah bisnis, khususnya asuransi jiwa.  “Jadi kita akan membuat nanti namanya insurtech, jadi orang mau nanya asuransi tinggal pakai mobile banking yang ada pilihan (insurtech),” imbuhnya.

Ketiga, asosiasi terus melakukan transformasi khususnya di organisasi asuransi, “Yang tadinya mungkin masing-masing bisnis ada suporting bisnisnya, sekarang dapurnya dijadikan satu sehingga channel-nya semakin banyak,” pungkas Eben.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Yadi Jaya Ruchandi Direktur Utama Baru Danareksa
Next Post 4 Saham Pilihan Menu Trading Hari Ini 17 Februari 2023

Member Login

or