Media Asuransi, JAKARTA – Semakin banyak warga Singapura yang menargetkan kebebasan finansial di usia paruh baya dengan 63 persen bercita-cita mencapai kemandirian finansial antara usia 40 dan 60 tahun. Hal itu terungkap dalam laporan baru yang dirilis oleh CIMB Singapura.
Meskipun lebih dari separuh responden percaya bahwa mereka akan membutuhkan lebih dari US$1 juta untuk mencapainya, namun 72 persen masih mengatakan tujuan tersebut realistis dan 43 persen merasa yakin mengelola keuangan mereka untuk mencapainya.
Mengutip Insurance Asia, Kamis, 10 April 2025, laporan tersebut, yang dikembangkan bekerja sama dengan Nanyang Centre for Marketing and Technology, mensurvei lebih dari 500 penduduk Singapura berusia 26 hingga 60 tahun tentang kebiasaan perencanaan keuangan dan prospek pensiun mereka.
|Baca juga: Laba Bersih Central Omega Resources (DKFT) Meroket 1.329% di 2024
|Baca juga: RUPST Hasnur (HAIS) Setujui Tebar Dividen Rp40,36 Miliar
Responden yang berusia di bawah 30 tahun adalah yang paling optimistis dengan 60 persen bertujuan untuk mandiri secara finansial sebelum usia 40 tahun, dan 54 persen mengatakan mereka yakin dengan kemampuan perencanaan keuangan mereka.
Sebaliknya, kepercayaan diri menurun di antara kelompok usia yang lebih tua. Hanya 39 persen dari mereka yang berusia 40 hingga 50 tahun dan 43 persen dari mereka yang berusia antara 50 dan 60 tahun melaporkan keyakinan yang sama dalam mengelola keuangan mereka.
Kecemasan juga lebih umum di kalangan warga Singapura yang lebih tua —47 persen dari mereka yang berusia 40–50 tahun mengatakan mereka sering atau selalu merasa cemas tentang masa depan keuangan mereka. Di antara semua responden, hambatan utama mencapai kemandirian finansial meliputi tingginya biaya hidup, tanggung jawab keluarga, dan pendapatan rendah.
Sementara 71 persen memiliki rencana keuangan, kurang dari setengahnya —48 persen— telah mulai merencanakan masa pensiun. Banyak yang menyebutkan ketergantungan pada CPF, prioritas keuangan lainnya, dan kurangnya pengetahuan sebagai alasan penundaan.
|Baca juga: Pasar Saham Diprediksi ‘Bergejolak’ Merespons Tarif Resiprokal Trump
|Baca juga: MedcoEnergi (MEDC) Lanjutkan Program Pembelian Kembali Saham Senilai U$$50 Juta
Laporan tersebut juga menyoroti kesenjangan dalam literasi keuangan. Meskipun asuransi berada di antara tiga alat yang paling disukai untuk pertumbuhan finansial —di samping tabungan dan saham— namun 39 persen responden mengatakan bahwa mereka tidak yakin seberapa efektif asuransi sebagai sarana investasi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News