Media Asuransi, GLOBAL – Swiss Re menyatakan transisi energi global yang kian cepat sedang mengubah lanskap risiko bagi investor dan perusahaan asuransi. Kondisi itu dengan total investasi dalam transisi energi, mitigasi iklim, dan adaptasi diperkirakan melebihi US$80 triliun pada 2040.
Melansir Insurance Asia, Kamis, 13 November 2025, dalam laporan terbaru berjudul ‘Market perspectives: exploring the state of play in the energy transition‘ diperkirakan kapasitas energi terbarukan global akan hampir dua kali lipat dari 4,4 terawatt pada 2024 menjadi 8,5 terawatt pada 2030. Pertumbuhan ini dapat menghasilkan premi asuransi tahunan US$26 miliar.
Kepala Divisi Teknik dan Nuklir Swiss Re Jimmy Keime mengatakan meskipun investasi dalam infrastruktur hijau terus tumbuh, namun energi terbarukan tidak boleh dianggap sebagai kelas risiko yang terstandarisasi atau komoditisasi.
Swiss Re mencatat Asia-Pasifik dan Eropa menjadi motor pertumbuhan dengan perubahan teknologi dan volatilitas terkait cuaca membentuk pola eksposur baru. Seiring matangnya portofolio energi terbarukan, kebutuhan asuransi beralih dari perlindungan konstruksi ke perlindungan operasional jangka panjang.
Sementara itu, reasuransi fakultatif tetap menjadi opsi untuk risiko yang lebih besar atau kurang mapan. Dalam laporan tersebut juga menyoroti tren klaim baru, termasuk kerusakan akibat cuaca ekstrem, kebakaran pada sistem penyimpanan baterai, dan kegagalan mekanis, yang mendorong keselarasan yang lebih erat antara praktik underwriting dan data kinerja dunia nyata.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
