1
1

Tantangan Asuransi China Penuhi Biaya Modal

Pemandangan dari atas kota Shanghai China. | Foto: freepick

Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan asuransi China telah mengumpulkan dana dari pasar surat utang dalam negeri dalam bentuk obligasi tambahan modal (CSB) dalam beberapa tahun terakhir, hal ini ditandai dengan peningkatan penerbitan sebesar 240% pada tahun 2023.

Namun, menurut laporan terbaru AM Best, CSB tersebut tidak diakui sebagai modal inti di bawah rezim solvabilitas C-ROSS Tahap II, rasio solvabilitas inti, khususnya di antara perusahaan asuransi jiwa China, yang telah mengalami tekanan penurunan yang signifikan.

Laporan Khusus AM Best, “Declining Investment Yields Pose Challenges to Meet Cost of Capital for China Insurers,” mencatat bahwa banyak perusahaan asuransi mengajukan masa transisi tiga tahun, yang akan berakhir pada akhir tahun 2024. Pada akhir tahun 2023, regulator mengumumkan pelonggaran beberapa persyaratan C-ROSS, sementara beberapa perusahaan asuransi meningkatkan modal melalui penerbitan obligasi abadi, yang berkontribusi terhadap perhitungan rasio solvabilitas inti. Langkah-langkah ini membantu menstabilkan tingkat solvabilitas industri asuransi pada tahun 2023.

|Baca juga: Perusahaan Asuransi Jiwa China Pangkas Proyeksi saat Suku Bunga Rendah Berkelanjutan

Menurut laporan tersebut, meskipun perusahaan asuransi di China mendapat manfaat dari rendahnya biaya pembiayaan utang di negara tersebut, selisih negatif (negative spread) yang berkepanjangan dengan menurunnya hasil investasi menimbulkan tantangan, terutama bagi perusahaan asuransi jiwa.

Di masa depan, perusahaan asuransi mungkin akan menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam menemukan peluang investasi yang tepat untuk pencocokan aset dan liabilitas, sementara perbedaan selisih negatif yang lebih jauh dapat mengurangi keinginan perusahaan asuransi untuk menerbitkan CSB sebagai sumber modal.

“Asuransi obligasi abadi masih relatif baru bagi investor dalam negeri; namun, pasar obligasi ini diperkirakan akan matang dalam jangka panjang, didukung oleh peningkatan kepercayaan investor dan kedalaman pasar,” kata James Chan, Direktur Analitik, AM Best, dalam laporannya dikutip, Sabtu, 4 Mei 2024.

Dia menganggap kredit ini positif karena memperkaya struktur permodalan perusahaan asuransi dan meningkatkan fleksibilitas keuangan.

Meskipun terdapat peningkatan dalam penerbitan utang dalam beberapa tahun terakhir, leverage keuangan masih tetap rendah bagi perusahaan-perusahaan dengan peringkat AM Best. Meskipun demikian, leverage keuangan yang berlebihan dianggap negatif terhadap kredit karena kewajiban pembayaran utang melemahkan likuiditas, terutama jika kondisi pasar modal menjadi tidak menguntungkan.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch: Obligasi Nat Cat Jamaika Perkuat Mitigasi Risiko Negara
Next Post Ikapen Jasindo Adakan Halal Bihalal

Member Login

or