Media Asuransi, GLOBAL – Pasar asuransi penerbangan diperkirakan tetap longgar pada paruh pertama 2025. Kondisi itu dengan premi yang cenderung bertahan di level rendah.
Dilansir dari Insurance Asia, Kamis, 27 Februari 2025, laporan WTW Airline Insurance Market Renewal Outlook: Q1 2025 menyebutkan, tren negosiasi tarif sejak akhir 2024 masih akan berlanjut, didorong oleh kelebihan kapasitas di pasar.
|Baca juga: Mobil Listrik Murni Kalah Populer? Ternyata Ini Faktor yang Bikin Hybrid Lebih Diminati
|Baca juga: Pengamat Harap Keberadaan Danantara Berdampak Positif untuk Perekonomian RI
Namun, kondisi ini bisa berubah cepat jika klaim leasing pesawat akibat konflik Rusia-Ukraina akhirnya menemui titik terang. Jika itu terjadi, perusahaan asuransi dan reasuransi bisa lebih berhati-hati dalam mengambil risiko, yang berpotensi mengerek harga premi.
Selama 2024, perusahaan asuransi penerbangan sebenarnya berupaya menaikkan tarif asuransi badan pesawat dan tanggung jawab hukum. Namun, kelebihan kapasitas justru menekan harga ke bawah. Jika situasi ini tidak berubah, penurunan tarif masih bisa berlanjut di awal 2025.
Meski demikian, persaingan ketat dalam menarik premi di akhir 2024 mulai mereda, seiring dengan strategi baru perusahaan asuransi. Namun, dengan hanya sedikit program asuransi penerbangan yang akan diperbarui dalam dua kuartal pertama 2025, arah pasar masih sulit diprediksi.
Di sisi lain, klaim tanggung jawab hukum dari insiden penerbangan terbaru, termasuk kecelakaan di Azerbaijan dan Korea Selatan pada Desember lalu, dinilai tidak akan berdampak besar terhadap industri asuransi penerbangan.
|Baca juga: Danantara Picu Aksi Wait and See hingga IHSG Terus Anjlok, Ini Kata Bos Telkom!
|Baca juga: Prabowo Resmikan Layanan Bank Emas, Pertama di Indonesia!
Namun, kenaikan biaya perbaikan rangka pesawat, penggantian mesin yang semakin mahal, serta tuntutan hukum akibat inflasi masih menjadi perhatian utama industri. Kasus American Airlines di Januari 2025 juga berpotensi menimbulkan klaim besar. Namun, dampaknya terhadap pasar masih belum jelas karena aktivitas pembaruan polis di kuartal pertama masih minim.
Kecuali terjadi kejadian besar lainnya atau tekanan finansial dari kasus leasing pesawat, tarif asuransi penerbangan diperkirakan tetap kompetitif bagi maskapai dengan rekam jejak klaim yang baik.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News